Soal Bansos, Anies-Muhaimin Pakai Pendekatan Inovatif agar Efektif dan Tepat Sasaran

Jumat 02-02-2024,20:28 WIB
Editor : Heti Palestina Yunani

Ekonom senior CORE Indonesia Hendri Saparini menyampaikan, bansos masih diperlukan bagi kelompok masyarakat miskin. Akan tetapi, pendekatannya perlu lebih inovatif, terutama dengan menjadikan warga miskin sebagai objek sehingga bisa terlibat langsung dalam pengelolaan bansos dan pada akhirnya mereka bisa bekerja dan berpenghasilan.

"Jangan sampai salah buat strategi. Dari survei kami, anak muda tidak bicara ingin bansos, tetapi lapangan pekerjaan, misalnya lewat program magang. Memang betul sebagian besar masih membutuhkan bansos, tetapi ke depan program bansos perlu lebih inovatif," kata Hendri.

Oleh sebab itu, menurutnya, penambahan pendapatan melalui lapangan pekerjaan menjadi kunci dalam pengentasan kemiskinan. "Bisa selesaikan kemiskinan dengan memberi lapangan pekerjaan dan penghidupan layak. Selama ini bansos kurang tepat sasaran. AMIN harus ada pendekatan baru. Harus ada new approach [pendekatan baru]."

Hal senada disampaikan  Rizal Taufiqurrahman, ekonom Indef. Dia menilai bahwa pengentasan kemiskinan dapat dilakukan dengan mengurangi beban pengeluaran dan menaikkan pendapatannya.

Bansos menjadi instrumen untuk mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin. Selain itu, jumlah masyarakat miskin justru terus bertambah sejalan dengan tren peningkatan anggaran bansos dari tahun ke tahun.

BACA JUGA: Dampingi Anies di Deli Serdang, Surya Paloh Soroti Anggaran Bansos dan Kejujuran di Pemilu 2024

"Justru bagaimana orang ditawarkan lapangan pekerjaan untuk meningkatkan pendapatannya. Justru kenapa sekarang kemiskinan itu sulit dihapus, karena bansos tidak efektif menurunkan angka kemiskinan. Justru efektif [menurunkan kemiskinan] di peningkatan income," kata Rizal.

Selain itu, Rizal menyoroti persoalan akurasi data yang menjadi permasalah dalam penyaluran bansos. (*)

Kategori :