Petir dapat merambat melalui kabel atau permukaan logam lainnya. Logam tidak menarik petir, namun menjadi penghantar yang bagus bagi arus listrik yang terkandung pada petir.
Sebagian besar korban sambaran petir di dalam ruangan dan beberapa korban di luar ruangan disebabkan oleh konduksi. Kabel logam, pipa ledeng, atau permukaan logam di luar ruangan berisiko disambar petir, dan dapat mengalirkannya ke peranti di dalam ruangan. Misalnya stop kontak, keran air dan pancuran, telepon kabel, serta jendela dan pintu.
BACA JUGA:Musim Hujan, Waspadai Penyakit Leptospirosis yang Mematikan
BACA JUGA:Hati-Hati! 6 Penyakit Kulit yang Menyerang di Musim Hujan dan Tip Perawatannya
5. Pita Listrik
Ini paling jarang terjadi. Jadi, ketika petir menyambar, si korban tidak sedang berada dekat-dekat pohon. Namun, ia terkena sambaran "pita" listrik yang menyertai arus utama petir tersebut. Risiko kematian atau cederanya juga cukup tinggi.
Pita berkembang ketika petir utama bergerak mendekati permukaan tanah. Biasanya, hanya satu pita yang kontak dengan petir utama saat mendekati tanah. Namun, ketika aliran listrik pada petir utama habis, semua pita lain di area tersebut juga ikut mengeluarkan arus.
Jika seseorang berada di sekitar pita itu, mereka dapat terbunuh atau terluka selama pita tersebut melepaskan daya listrik. Meskipun saluran petir antara awan dan pita ke atas belum selesai dibuat.
Itulah 5 cara petir menyambar manusia. Jika dilihat dari penjelasannya, sepertinya Septian Raharja menjadi korban sambaran langsung. Hal itu bisa terjadi meskipun ia tidak mengenakan barang-barang yang menghantarkan listrik.
Sebagai antisipasi, ada baiknya tidak bermain bola jika sudah ada tanda-tanda akan hujan. Atau, pindahlah bermain di lapangan indoor. Ganti saja aktivitas main bola dengan futsal, setidaknya hingga musim hujan berlalu. (*)