Carok dan Pergeseran Nilai di Madura (10): Pesa', Gombor

Jumat 23-02-2024,09:12 WIB
Reporter : Guruh Dimas Nugraha
Editor : Heti Palestina Yunani

Sedangkan pihak istri, hingga kini, umumnya di pedesaan, mereka menggunakan benggel atau gelang kaki. Terbuat dari alpaka. Yakni campuran perak dan tembaga, dengan berat sekitar lima hingga sepuluh kilogram. Benggel tersebut dikenakan ketika mereka sedang keluar rumah atau bepergian.

Saat berjalan, para istri tampak terseok-seok. Agak kesulitan. Itu merupakan simbol bahwa seorang istri tidak bebas bergerak. Dia selalu berada dalam pengawasan penuh suami. Mereka mengiringi istrinya dari belakang, sambil nyekep, atau menyembunyikan senjata di balik baju longgarnya. Bisa celurit, golok, atau senjata-senjata tajam lainnya.

Nyekep di Madura adalah hal biasa. Seperti tampak dalam video perkumpulan warga dan kerabat korban "carok" 12 Januari 2024. Salah seorang yang duduk paling belakang, tampak aneh. Berkemeja putih, tapi dari punggungnya mencuat benda tumpul. Itu merupakan gagang celurit.

"Sebenarnya, nyekep untuk jaga diri, jaga istri. Tapi sering disalahgunakan. Begitu juga dengan carok. Kalau tradisinya yang asli, tak ada dendam. Sedangkan tokar atau bertengkar, pasti ada dendam," terang Abah Doink. Posisi duduk sembari nyekep seperti dalam video tersebut, memang lazim dilakukan masyarakat Madura.

Terdapat teknik-teknik tertentu untuk nyekep. Penempatan posisi celurit yang benar tidak akan melukai tubuh pe-nyekep. Namun, penggunaan senjata itu hanya jika harga diri dicederai atau istri dilecehkan. Tidak bisa digunakan secara sembarangan. (Guruh Dimas Nugraha)

Kategori :