Lukisan Bergaya Pop Art Karya Vincent Prijadi Purnomo Ini Unik, Simak Ya!

Senin 26-02-2024,00:32 WIB
Reporter : Achmad Bagas Alabdillah
Editor : Heti Palestina Yunani

HARIAN DISWAY - Vincent Prijadi Purnomo adalah seorang anak autisme dari Surabaya. Terlahir sebagai anak berkebutuhan khusus, Vincent menuangkan semua imajinasinya ke dalam lukisan. Sejauh ini Vincent sudah menghasilkan sekitar 200 lukisan.

Remaja yang kini berusia 20 tahun tersebut lahir dalam kondisi autisme saat berusia 13 bulan. Margie Sofia Prijadi, ibunya, bercerita jika anaknya tidak responsif saat dipanggil namanya. Akhirnya, Vincent yang lahir sebagai anak kedua dari tiga bersaudara tersebut dilarikan ke dokter untuk diperiksa.

Ayah Vincent, Rudi Parwono, memikirkan untuk membuat hidup Vincent lebih baik lagi. Salah satu caranya ialah mengeluarkan Vincent dari sekolah umum karena kondisinya yang tidak memungkinkan. Vincent menghabiskan waktu di rumah dan mengeksplorasi bakat terpendam dalam dirinya.

BACA JUGA: Walk for Autism: Tingkatkan Kesadaran Terhadap Keberadaan Difabel

Bermula dari keisengan Vincent dalam mencoret-coret di sela buku-buku pelajaran sekolahnya berbuah potensi menjadi seorang pelukis. Kini Vincent tekun mengeksplorasi dunia cat dan kanvas. Karyanya banyak mendapatkan banyak apresiasi dari komunitas seni maupun khalayak ramai.
Vin Autism Gallery yang didirikan ayah Vincent Prijadi Purnomo untuk menambah khasanah dunia art exhibition di Surabaya dan mendorong seniman berkebutuhan khusus untuk memiliki bakat kelas internasional. -IG @vinautismgallery-

Dari ratusan lukisan yang Vincent hasilkan itu, ada 50 lukisan yang sudah terjual dengan harga yang cukup variatif. Selain pembelinya berasal dari Inonesia, banyak kolektif lukisan dari Amerika Serikat yang membeli lukisan Vincent karena sangat unik.

Melihat bakat Vincent yang sangat besar di dalam dunia seni, orang tua vincent ingin membebaskan Vincent untuk terus berkarya dengan berbagai media yang Vincent inginkan. Bahkan ayah Vincent membuka Vin Autism Gallery untuk menampung karya Vincent.

BACA JUGA: Kado HUT Surabaya dari Visma Art Gallery: Batas Luar: Iki Suroboyo, Rek!!

1. Family
Lukisan yang menceritakan keseharian Vincent selain dekat dengan keluarganya.-Vinautismgallery.com-Vinautismgallery.com

Lukisan My Family (2018). Dalam gambar ini, orang tua dan dua saudara laki-lakinya bukanlah tokoh utama; melainkan berbagai tokoh kartun yang mendominasi karya tersebut.

Dari Luigi dari film Mario Bros hingga Freddy Fazbear dari film FNAF, mereka tampak berkumpul di antara karakter yang paling dekat dengan Vincent saat dia berdiri di depan pesawat yang tenggelam di  akuarium.

Vincent dengan gamblang  bercerita tentang dunia keseharian yang tak hanya dekat dengan keluarganya, tapi juga  akrab dengan tokoh-tokoh fantasi khas dunia anak-anak.

Pemilihan warna yang sebagian besar cerah bisa diartikan sebagai wujud kebahagiaan Vincent dalam hubungannya dengan karakter tersebut.

Kedekatan  bahagia ini tampaknya dirasakan Vincent terlepas dari situasi  keluarganya. Meski pesawat jatuh dan menabrak akuarium, ia hidup bahagia bersama keluarganya.

2. Kemarahan

Kisah serupa tidak muncul sama sekali  dalam gambar bertajuk Kemarahanku. Pada lukisan ini, di pojok kanan kanvas terlihat sosok berkacamata berbilah berwarna hijau.

Di sebelah  kiri patung terdapat tubuh tanpa kepala yang mengenakan kemeja biru bertuliskan "Hidup sebagai Seni". Vincent mengganti bagian yang seharusnya menjadi kepala batang tubuh dengan garis merah cerah.

Lukisan bernuansa merah ini terlihat sadis, sama sadisnya dengan apa yang dirasakan Vincent saat dihadapkan pada kewajiban mempelajari materi sekolah.

Kepala yang patah dan lenyap bertumpu pada tubuh yang dibalut pakaian menunjukkan, bagi pecinta karya ini, bahwa seni sebagai kehidupan sebenarnya adalah bidang semiotik.

Gambar ini penuh dengan tanda-tanda ketakutan dan kemarahan Vincent ketika harus menjalankan tugasnya sebagai mahasiswa.Di saat yang sama, Vincent sepertinya semakin menegaskan ketertarikannya pada seni.

3. Kereta

Kereta api sepertinya menjadi tokoh utama dalam karya Vincent. Vincent tidak menjelaskan secara gamblang mengapa ia senang melukis kereta api di atas kanvas.
Lukisan kereta karya Vincent Prijadi Purnomo untuk men-support KAI. -Vin Autism Gallery-

Fitur di layarnya mungkin berasal dari ingatannya tentang film Thomas the Tank Engine yang biasa dia tonton semasa kecilnya.

Mungkin juga ketertarikan anak-anak terhadap benda-benda beroda besar  yang dapat bergerak cepat di sepanjang jalan mendorong terciptanya kereta api.

Terlepas dari mana fantasinya tentang kereta api bermula, Vincent tampaknya lebih serius menanggapinya di atas kanvas dibandingkan dengan lukisannya yang lain.

Sapuan kuas dan pilihan warna yang ekspresif menunjukkan bahwa Vincent  lebih serius dalam menciptakan kereta api yang imajinatif. 

Mari coba lihat karya karya Vincent di Vin Autism Gallery G Walk, Junction TL 6 Jl. Citraland Surabaya No.11, Sambikerep, Kec. Sambikerep, Surabaya, Jawa Timur 60217. (*)

Kategori :