Judulnya Jayandaru. Menyusul dua lagu berikutnya: Tebal dan Totalan Mburi. Ketika diunggah di media sosial, single awal mereka, Jayandaru, ditanggapi positif.
BACA JUGA: Siap-siap War! Tiket Konser Graduation Shani JKT48 Dijual Hari Ini, Berikut Harga dan Seat Plan
Dari situ, keduanya sepakat membentuk band dengan nama lama: Skedar Musik. Selanjutnya mulai merekrut para personel. Lantas direkrut sebagai salah satu talent J83 Management.
Label yang menaungi beberapa artis besar seperti Kidnep Flanella, The Brokers yang digawangi Candil ex Seurieus, Lyla, dan sebagainya.
Meski berdasar dari sesuatu yang tren saat ini, mereka tak sekadar ikut-ikutan. “Jadi, bukan pure dangdut ambya yar. Kami punya kekhasan dan keunikan sendiri. Kami sebut genre-nya DPR. Dangdut, pop, rapp,” ujar Teddy Yehezkiel, keyboardis.
Itulah yang membedakan dengan ambyar. Umumnya, lagu bertema sedih dalam musik ambyar masih bisa dijogeti atau dibuat berjoget. Tapi Skedar Musik enggak seperti itu.
"Enggak tanggung-tanggung. Kalau lagunya sedih ya feel-nya sedih sekalian. Ada rapp yang masuk lembut. Cara membawakannya tak tergesa-gesa atau setengah melantun,” terang Lico.
Dape sebagai rapper jadi pemanis komposisi single Skedar Musik. Musisi 21 tahun itu menempatkan perbedaan pembawaan rapp dalam single-single Skedar Musik.
“Di single pertama Jayandaru yang dirilis awal 2023 silam, saya membawakan rapp dengan sedikit idealis. Temponya agak cepat. Beda dengan Tebal yang saya bawakan agak mendayu,” ungkap pria asli Sidoarjo itu.
Jayandaru Bercerita tentang pertemuan sepasang kekasih di Monumen Jayandaru, Sidoarjo. “Pertemuan itu menghasilkan benih-benih asmara. Video klipnya kami buat dengan menggandeng influencer asal Sidoarjo: Dwikids,” ujar Andre.
Tebal disiapkan Skedar Musik sebagai single kedua. Jadi bagian trilogi. Artinya, setiap lagu memiliki cerita tersendiri tapi saling berkaitan.
Tebal berkisah tentang hubungan seseorang yang tak jelas. “Pola komunikasinya buruk. Si cewek kerap mengabaikan pasangannya. Cowoknya bikin peringatan,” terang Lico.
Kata pria bernama asli Ade Anfasa itu, kisah hubungan keduanya yang terjalin lama itu seperti layang-layang yang terbang tinggi.
“Jika tak dijaga layang-layang itu akan disambit atau diputus oleh layang-layang yang lain. Ketika jatuh, banyak yang mbrayaki atau menanti untuk meraihnya,” bebernya.
Ibarat seseorang yang diabaikan. Suatu saat ia berpaling pada orang lain. Karena banyak orang yang menantikannya. Sebagaimana liriknya: Ibaratno layangan sing mok tinggal dolanan/nanging saiki pedot kowe ngeroso kelangan.
Artinya, ibarat layang-layang yang ditinggal atau diabaikan. Ketika putus, orang itu akan merasa kehilangan.