Sejarah Peringatan Hari Tuberkolosis Sedunia Tanggal 24 Maret

Minggu 24-03-2024,16:16 WIB
Reporter : Jessica Laurent
Editor : Taufiqur Rahman

HARIAN DISWAY - Setiap tahun, pada tanggal 24 Maret, dunia memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia atau World TB Day sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran global tentang penyakit ini yang merupakan salah satu penyakit menular dan mematikan di dunia. 

Tuberkulosis atau yang lebih dikenal dengan singkatan TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru dan dapat mengakibatkan gangguan kesehatan serius.

Menurut data yang dirilis oleh World Health Organization (WHO), lebih dari 4.100 orang kehilangan nyawa mereka setiap hari karena tuberkulosis. Selain itu, hampir 28.000 orang di seluruh dunia terjangkit penyakit ini, yang menyerang organ pernafasan manusia. 

BACA JUGA:Peringatan Hari Tuberkulosis pada 24 Maret, Kasus TB di Indonesia Tertinggi Kedua di Dunia

BACA JUGA:Jangan Remehkan Batuk dan Pilek Pada Anak, Bisa Jadi Tanda Awal TBC, Kenali Ciri dan Gejalanya

Pada tahun 2021 saja, TBC telah menyebabkan kematian sebanyak 1,6 juta orang di seluruh dunia, dengan Indonesia menempati peringkat kedua setelah India dalam jumlah kasus TBC tertinggi, mencapai 824.000 kasus.


Ilustrasi penyakit tuberkulosis (TBC).-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Penyakit ini menyebar dari satu individu ke individu lain melalui udara saat pengidap TBC batuk, bersin, atau meludah, menyebarkan bakteri penyebab TBC ke udara. Orang yang memiliki kontak langsung dengan pengidap akan memiliki risiko tinggi tertular TBC. 

Oleh karena itu, peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang konsekuensi kesehatan, sosial, dan ekonomi yang ditimbulkan oleh TBC, serta sebagai upaya global untuk mengakhiri epidemi penyakit ini. 

BACA JUGA:Indonesia Masih Jadi Negara Penyumbang Angka Penderita TBC Terbesar Kedua di Dunia

WHO mendeklarasikan tanggal 24 Maret sebagai Hari Tuberkulosis Sedunia mengacu pada hari ketika Dr. Robert Koch menemukan bakteri penyebab TBC pada tahun 1882, sebagai bentuk penghormatan terhadap penemuan tersebut dan sebagai pengingat akan urgensi penanganan penyakit ini.

Gejala awal TBC termasuk batuk yang berlangsung lama, demam, keringat malam, atau penurunan berat badan yang tidak wajar. Gejala ini seringkali diabaikan atau dianggap sepele oleh banyak orang, yang menyebabkan keterlambatan dalam mencari perawatan dan akhirnya dapat menularkan penyakit ini kepada orang lain. 

Orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita HIV, kekurangan gizi, atau diabetes, memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena penyakit tuberkulosis.

BACA JUGA:Kasus TBC Meningkat, Indonesia Berkomitmen Akhiri TBC dengan Kerjasama Tingkat Nasional Maupun Global

Untuk mencegah penularan infeksi tuberkulosis, beberapa langkah preventif dapat diambil, antara lain:

  1. Berjemur dapat mengurangi risiko terkena TBC karena sinar UV yang terkandung dapat membunuh bakteri penyebab penyakit ini.
  2. Memastikan sirkulasi udara yang baik di tempat tinggal atau lingkungan tempat tinggal dapat membantu mengurangi risiko penularan TBC.
  3. Menjaga kebersihan pribadi dengan menutup mulut saat batuk atau bersin dan menggunakan masker jika diperlukan dapat membantu mencegah penyebaran bakteri TBC melalui udara.
  4. Menjaga sistem kekebalan tubuh dengan pola hidup sehat, termasuk makan makanan bergizi dan berolahraga secara teratur, dapat membantu tubuh mempertahankan pertahanan terhadap penyakit menular, termasuk tuberkulosis.
Kategori :