Untuk mengetahui lebih dalam, dikutip dari People Daily, 26 Januari 2020, berjudul Of Men Who Steal Women Underwears, soal itu dipaparkan seksolog Maurice Matheka.
Matheka sudah menyelidiki kebiasaan aneh tersebut dan menjawab aneka pertanyaan seputar itu. Misalnya, buat apa seorang pria memikirkan, apalagi menyukai, dan mengejar celana dalam perempuan?
Matheka: ”Fetisisme pakaian dalam lebih banyak terjadi pada sebagian besar laki-laki dibandingkan perempuan. Itulah yang diakui terbuka oleh yang bersangkutan.”
Matheka menyayangkan budaya melarang laki-laki melakukan kontak dengan pakaian dalam perempuan karena dianggap najis. Pria sangat terstimulasi oleh penglihatan dan penciuman. Hal itu mungkin menjelaskan betapa besarnya daya tarik pria terhadap celana dalam perempuan, baik segar (baru dicuci) maupun bekas (belum dicuci).
Matheka menyarankan, bagi pria pengidap ini, sebaiknya terbuka kepada pasangannya tentang keinginannya.
Dilanjut: ”Kebanyakan, laki-laki melakukan hal-hal seperti itu karena ia laki-laki. Tidak seperti perempuan, selalu mencari pelampiasan untuk tekanan internal, seperti menonton pornografi.”
Pria pengidap kelainan itu akan terus berusaha menuruti keinginannya. Itu membuat mereka harus mengemis, meminjam, atau bahkan berani malu dengan mencurinya.
Pencurian yang dilakukan S menambah jumlah kasus fetisisme di Indonesia. Tanda, bahwa pengidap makin berani mengekspresikan hasrat mereka secara terbuka. Di masa lalu, pengidap cuma memendam keinginan untuk mencuri. Sebab, itu memalukan. (*)