SURABAYA, HARIAN DISWAY - Kondisi Eks Hitech Mal di Kawasan Taman Hiburan Rakyat (THR) Surabaya memprihatinkan. Meskipun masih beroperasi, mall yang berada di depan gedung THR tersebut sepi pengunjung. Pedagang yang bertahan berkumpul di lantai satu.
Wakil Ketua DPRD Surabaya, A Hermas Thony mengatakan bahwa kerugian yang dialami Pemkot Surabaya mencapai Rp100 miliar karena tidak dapat memanfaatkan aset potensial tersebut.
Menurut catatannya, berdasarkan appraisal yang pernah dikeluarkan, jika bangunan mall disewakan, nilainya mencapai Rp 20 miliar per tahun.
"Sementara THR sudah mulai tutup, tidak memberikan kontribusi positif kepada pemerintah dalam lima tahun terakhir, dari 2019 hingga sekarang (2024). Artinya, jika tidak ada yang memanfaatkannya hingga saat ini, kita sudah merugi sebesar Rp100 miliar," jelasnya pada Rabu, 17 April 2024.
Dengan pemanfaatan yang tepat, APBD Surabaya bisa meningkat. Berbagai skema pengembangan kawasan THR pernah diajukan, namun Pemkot Surabaya belum mengambil langkah konkret.
Menurut DPRD Surabaya, mereka sudah berupaya memfasilitasi dengan berkomunikasi dengan berbagai pihak. Thony menyebut bahwa mereka telah bertemu dengan beberapa investor asing.
BACA JUGA:Jelang Pilkada, Baliho Wali Kota Surabaya Eri Menjamur
BACA JUGA:WFH ASN 16-17 April Tak Relevan di Surabaya
Menurutnya, skema pengembangan ekonomi di kawasan tersebut dapat dilakukan melalui program kemitraan ekonomi komprehensif regional atau skema partnership dan perdagangan internasional.
Pada tanggal 25 April 2024 mendatang, Thony mengaku akan bertemu langsung dengan investor dari Tiongkok. Berbagai program akan dibahas agar investor tertarik untuk mengelola Eks Hitech Mal.
"Kami akan mendengarkan apa yang mereka inginkan, program seperti apa yang mereka harapkan. Kami akan memfasilitasi mereka untuk menggunakan THR Mall sebagai tempat kegiatan mereka," ujarnya.
SISA-SISA kejayaan Hi-Tech Mall, Surabaya.-Alyara Hananda - Harian Disway-
Tidak hanya mengelola tempat tersebut, Thony juga memikirkan produk yang akan dijual di mal tersebut haruslah bermutu.
Ia berharap agar mal tersebut dapat meningkatkan potensi lokasi dengan memanfaatkan sumber daya manusia (SDM) lokal, misalnya dengan mengembangkan home industri melalui pengolahan limbah plastik menjadi produk yang lebih bernilai.
Selain itu, ia juga berharap agar mal tersebut dapat menjadi pasar internasional.