HARIAN DISWAY - Sekitar 22,4 persen dari peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) mengalami depresi berdasarkan survey dari Kementerian Kesehatan pada 12.121 orang calon dokter spesialis.
Rinciannya, ada total 2.716 PPDS di Rumah Sakit Vertikal yang telah di survei oleh kemenkes menyatakan bahwa mereka mengalami depresi. Angka tersebut menunjukkan prosentase 22,4 persen dari survey yang telah dilakukan.
Depresi para calon dokter spesialis bervariasi. Mulai dari gejala ringan hingga berat.
BACA JUGA:22,4 Persen Calon Dokter Spesialis Depresi, Khofifah Bersyukur Tak Ada PPDS dari RSUD Dr Soetomo
Menurut data, dari 2.716 PPDS yang mengalami depresi, 1.977 nya mengalami gejala ringan, 486 alami gejala sedang, 178 mengalami gejala sedang-berat, dan sebanyak 38 lainnya mengalami gejala berat.
Dari data skrining kesehatan mental peserta PPDS Kemenkes yang diterima Harian Disway, peserta PPDS yang depresi paling bayak di program pendidikan dokter spesialis anak. Yakni total 381 orang atau 14 persen dari total peserta yang di survey.
hasil skrining kemenkes terhadap PPDS--
BACA JUGA:Musim Hujan, IDAI Ingatkan Peningkatan Risiko Penyakit Diare Pada Balita
Hasil skrining tersebut dikumpulkan dari 28 rumah sakit vertikal dengan total 12.121 PPDS yang diberikan kuesioner.
Dari data tersebut juga terlihat, kasus depresi terbanyak berasal dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Yakni mencapai sebanyak 614 orang peserta. Disusul oleh RSUP Dr. hasan Sadikin Bandung dengan total 350 perserta yang mengalami depresi atau 12,9 persen dari total survey.
Kemudian ada RSUP Dr. Sardjito Sleman, Yogyakarta dengan total 326 kasus depresi atau 12 persen dari survey.
hasil skrining kemenkes pada ppds--kemenkes
Menanggapi kasus tersebut, Guru Besar Fakultas Kedoktera Universitas Indonesia, Prof. Tjandra Yoga mengungkapkan bahwa perlu adanya analisis rinci untuk mengetahui faktor penyebabnya.
BACA JUGA:Pneumonia Pada Anak Merebak di Tiongkok, IDAI: Bukan Bakteri Baru
“Tidak hanya berdasar jawaban pertanyaan skrining masal saja, perlu pemeriksaan rinci selanjutnya. RS Vertikal Kemenkes tentu ada pelayanan kesehatan jiwa yang lengkap,” pungkas Prof. Tjandra.