Musim Hujan, IDAI Ingatkan Peningkatan Risiko Penyakit Diare Pada Balita
Tangkapan layar Himawan menjelaskan materi mengenai pencegahan diare. --
HARIAN DISWAY- Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengingatkan potensi kenaikan kasus diare pada balita.
Hal itu mengingat Indonesia saat ini sedang dalam transisi perubahan dari musim kemarau ke musim penghujan (pancaroba).
Anggota Unit Kerja Koordinasi Gastrohepatologi IDAI dr. Himawan Aulia Rahman, Sp.A mengatakan diare lebih banyak diderita balita.
Bila tidak segera ditangani, balita yang diarenya belum sembuh lebih dari 14 hari bisa mengalami komplikasi yaitu gizi buruk, malnutrisi, dan stunting.
Maka dari itu, Himawan memberikan materi mengenai faktor risiko diare pada balita dan cara mencegah balita terkena diare.
Faktor risiko diare pada balita terdiri atas 3 faktor. Yakni perilaku, lingkungan, dan faktor ketiga, individual.
BACA JUGA: Kenali Rotavirus, Pemicu Diare Berat yang Bisa Picu Kematian Bayi. Kemenkes Bagikan Vaksin Gratis
“Faktor perilaku sendiri terjadi ketika orang tua memberikan Non-ASI ke bayi. Lalu, orang tua terlalu dini memberikan MPasi ke bayi," kata Hinawan.
Ada juga faktor kedua dimana orang tua tidak menerapkan atau salah menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat.
“Faktor lingkungan sendiri terjadi ketika tidak tersedianya air bersih untuk balita, kurang jamban yang bersih sebagai tempat buang air besar untuk balita, dan balita hidup di lingkungan yang tidak bersih,” tutur Himawan pada 24 November 2023 dalam media briefing IDAI.
Himawan juga menambahkan persoalan faktor individual yaitu diare rentan terjadi pada bayi atau balita yang mengalami gizi buruk dan sistem kekebalan tubuh yang lemah
Secara umum, ada 3 faktor risiko yang ditemukan berdasarkan data Kemenkes 2022 dan Riskesdas 2018, yakni:
BACA JUGA: ISPA dan Diare Pada Anak di Surabaya Masih Tinggi
1. Higiene
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: