Sejarah Parma: Tim Legendaris yang Kembali ke Serie A, Lengkapi Il Sette Magnifico

Kamis 02-05-2024,11:03 WIB
Reporter : Agustinus Fransisco
Editor : Retna Christa

Kebangkrutan Parmalat


Parmalat menjadi sponsor utama Parma di masa jayanya-AFP/Stringer-

Jika kondisi keuangan klub tidak baik, performa pemain tentu menurun. Hal itulah yang dialami oleh Parma pada awal 2003. Situasi itu memuncak pada 2004.

Pada masa kejayaannya, Parma dimiliki oleh Parmalat. Itu adalah sebuah perusahaan susu, makanan, dan minuman milik Calisto Tanzi. Perusahaan itu didirikan pada 1961.  Menyongsong milenium baru, nilai perusahaan melesat tinggi. Laporan BBC menyebutkan, pada April 2002, nilai saham Parmalat mencapai rekor EUR 3,7 miliar.

Wah, harusya Parmalat kaya raya, dong? Tidak juga. Pada masa yang harusnya jadi puncak kejayaan itu, Parmalat justru rusak dari dalam. Dikutip dari Financial Express, Calisto Tanzi menggelapkan uang perusahaan dengan nilai sekitar EUR 800 juta, atau setara Rp 13,8 triliun dengan kurs saat ini.

BACA JUGA:Parma Bersiap Kembali ke Serie A dengan Performa Mencengangkan di Serie B

Pada 2003, Parmalat benar-benar tamat dengan meninggalkan utang sebesar EUR 14 miliar alias Rp 242,9 triliun (kurs saat ini). Menurut laporan BBC, itu adalah kebangkrutan terbesar di Eropa. Tanzi sendiri dijebloskan ke penjara dengan dakwaan penipuan.

Keruntuhan Parmalat berdampak langsung terhadap Parma. Pada akhir musim 2003-2004, ia dinyatakan bangkrut. Dan berada di bawah pengawasan spesial selama 3 musim. Di musim baru, mereka bermain di bawah bendera Parma Football Club SpA.

Harapan Kebangkitan Parma


Parma memastikan diri lolos ke Serie A musim depan usai menahan imbang Bari 1-1, 2 Mei 2024-X -Parma Calcio

Asa kebangkitan muncul ketika pada 2006, ketika pengusaha Tommaso Ghirardi mengambil alih kepemilikan Parma. Namun, utang yang menumpuk membuat Gialloblu (sebutan Parma) tidak kuat lagi menahan gejolak krisis.

Sehingga, terpaksa Parma harus menjual sejumlah pemain bintangnya. Bahkan di musim  2007/2008, Parma terdegradasi je Serie B. Tapi, musim berikutnya Parma bisa langsung kembali ke Serie A.

Upaya Parma bertahan dari krisis berlangsung cukup lama, sekitar tujuh tahun. Sejak 2008/2009, Gialloblu masih bisa menempatkan diri di papan tengah Serie A.

Namun, di tengah usaha untuk berdiri tegak, Parma justru diterpa badai kedua. Lagi-lagi persoalan finansial. Musim 2014/2015 menjadi musim yang memilukan bagi Gialloblu.

BACA JUGA:Empat Fakta Scudetto ke-20 Inter Milan: Akhirnya Punya Dua Bintang!

Krisis kedua yang dialami Parma lebih parah. Sampai-sampai membuat manajemen Parma menjual sejumlah trofi demi bisa bertahan. Seperti dilaporkan oleh The Guardian, utang yang mendera Parma kala itu mencapai EUR 200 juta.

Kategori :