Seluruh produk UKM yang didirikan Rifkiatul Muharram itu unggul karena hanya menggunakan pewarna alam. ”Coba bedakan dengan lainnya, kainnya lebih lembut, bukan,” ujar Rifkiatul kepada Sari.
Sebagai penyuka batik, Sari pun terpukau. “Saya baru pertama kali ini menemukan kain batik yang terasa dingin saat dipegang. Jika dikenakan pasti adem. Model dan warnanya mewah pula," kata Sari, memuji.
Di booth De'Youl Batik dari Semarang, disajikan motif khas mereka, yakni daun pisang. Terinspirasi dari lingkungan tempat tinggal pembuatnya di kawasan Gedhang Anak. Terpajang produk-produk dominan hitam-putih.
"Sengaja back to basic. Ini motif kreasi kami. Olahan dari motif klasik, serapan, sampai kontemporer," ujar Rizky Nindya Saputra, pengelola De'Youl. (Guruh Dimas Nugraha)