Danang: ”Setelah itu, tersangka menuju kamar mandi, dan mencuci pisau. Lalu, pisau yang sudah bersih itu dikembalikan lagi ke dapur rumah kos di lantai 2.”
Kemudian, tersangka mencopot kamera CCTV di lokasi. Sangat jelas, kamera itu merekam proses tersangka berada di situ. Maka, kamera dicopot tersangka, lalu dibuang ke gerobak sampah tak jauh dari TKP. Tentu saja, ia juga mencopot kabel yang terhubung ke CCTV.
Dari sini ketahuan, polisi tidak tahu bahwa di titik yang strategis itu semula ada CCTV. Karena itu, polisi tidak mengarahkan penyelidikan ke sana. Tapi, semestinya pengelola tempat kos paham bahwa ada kamera CCTV yang hilang dari tempatnya. Dan, itu tidak dilaporkan ke polisi. Itulah yang membuat proses penyelidikan memakan waktu lama.
Polisi justru menemukan CCTV lain di tempat yang tak jauh dari TKP. Di situlah tersangka lewat dan terpantau kamera CCTV pada saat menjelang dan sesudah pembunuhan.
Esoknya tersangka menjual HP korban ke Comboran atau pasar barang loak di Malang. HP korban laku Rp 570 ribu. Pembelinya bernama Abdul Kodir, 48. Tersangka dijerat pasal berlapis, terutama Pasal 340 KUHP, pembunuhan berencana. Sedangkan Abdul Kodir disangkakan melanggar Pasal 480 KUHP, penadah barang curian.
Kunci sukses penyelidikan kasus ini pada kamera CCTV. Keampuhan CCTV sebagai sarana pembantu polisi dalam penyelidikan kriminal sudah tak diragukan lagi.
Albert Glinsky dalam bukunya yang berjudul Theremin: ether music and espionage (University of Illinois Press, 2000) menyebutkan, CCTV sebenarnya barang sangat kuno. Dikembangkan pada Juni 1927 oleh fisikawan Rusia, Leon Theremin. Itu atas pesanan Dewan Pertahanan Uni Soviet. Sebagai peralatan untuk agen rahasia KGB. Setelah CCTV jadi, hasilnya diperlihatkan kepada pemimpin Soviet, Joseph Stalin. Yang kagum pada karya itu.
Kemudian, alat itu dipasang di halaman Kantor Kepresidenan Kremlin, Moskow, untuk memantau pengunjung yang mendekat. Dilanjut dikembangkan untuk pemantauan titik-titik vital lainnya di sana.
CCTV lebih modern dikembangkan Siemens A.G., Jerman, di Test Stand VII di Peenemünde tahun 1942, untuk mengamati peluncuran roket V-2.
Di Amerika Serikat, CCTV komersial pertama diluncurkan pada 1949 dari Remington Rand dan dirancang oleh CBS Laboratories. Namanya Vericon. CCTV Vericon tidak memerlukan izin pemerintah karena sistemnya menggunakan koneksi kabel antara kamera dan monitor pemantau. Tapi, saat itu pun sudah digunakan untuk aneka jenis pemantauan.
CCTV dikembangkan jadi alat pantau praktis dan menyimpan rekaman hasil pantauan sejak 1990-an. Sejak itu pula polisi di AS menggunakan alat tersebut untuk membantu penyelidikan perkara kriminal.
Jadi, betapa pun jagonya tersangka Hisyam menutupi kejahatannya dengan mencopot CCTV di TKP, toh ada CCTV lain di sekitar TKP. (*)