Santo Carlo Acutis: The Cyberapostle, Sang Santo Milenial Pertama

Senin 27-05-2024,19:01 WIB
Reporter : Agustinus Fransisco
Editor : Agustinus Fransisco

Dalam sakitnya, Carlo selalu berusaha tidak menyulitkan siapa pun. Pernah, ketika rasa sakit tak tertahankan melanda, seorang perawat bertanya apakah perlu membangunkan ibunya yang sedang tidur.

Dengan lembut, Carlo menolak, tak ingin membuat ibunya khawatir dan bersedih. Ia memilih diam, menahan rasa sakitnya, sembari terus berdoa dan mempersembahkan penderitaannya.

 BACA JUGA:Umat Katolik Tenggelam dalam Keheningan Sabtu Sunyi: Kenang Peristiwa Jelang Yesus Dibangkitkan

Dengan keberanian dan keteguhan hati, ia menghadapi kematian tanpa rasa takut. "Aku bahagia untuk mati karena aku telah menjalani hidupku tanpa menyia-nyiakan satu menit pun dengan hal yang tidak berkenan pada Allah," katanya kepada ibunya.

Pada tanggal 12 Oktober 2006, Carlo mengembuskan nafas terakhirnya. Bagi sang ibu, kehadiran para pendoa adalah tanda kasih dari Carlo, yang telah bahagia bersama Tuhan di surga. 

Jenazah Carlo sudah dipindahkan ke Gereja Santa Maria Maggiore di Assisi. Tempat Carlo disemayamkan saat ini telah menjadi tempat ziarah bagi banyak umat Katolik.

Jenazahnya dipajang di sebuah makam dengan sisi kaca agar terlihat wajah sang Santo yang masih cerah meski sudah tutup usia. 

BACA JUGA: Pohon Natal Bahan Daur Ulang Gereja Katolik Santa Maria Annuntiata

Dia tampak sangat hidup, wajahnya direkonstruksi dan tubuhnya diberi pakaian seperti semasa dia hidup. Carlo Acutis mengenakan celana jins, sepatu olahraga, dan kaus. 

Kini Carlo Acutis diberi gelar The Cyberapostele. Hal itu diumumkan dalam sebuah pernyataan pada Kamis, 23 Mei 2024, oleh Dikasteri Vatikan untuk Penggelaran Orang Suci.

Paus Fransiskus sendiri yang mengesahkan sebuah pernyataan yang menandai keajaiban yang sudah dilakukan dengan perantaraan Beato Carlo Acutis. (Agustinus Fransisco)

Kategori :