HARIAN DISWAY - Tok! Kebijakan penghapusan jurusan pada Sekolah Menengah Atas alias SMA sudah diketok oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbud Ristek). Tak ada lagi kelas IPA, IPS, juga Bahasa.
Hal ini merupakan bagian dari implementasi Kurikulum Merdeka yang berlaku sejak 2021. Nantinya, para siswa SMA di kelas X akan mendapatkan mata pelajaran IPA dan IPS secara terpadu.
Berlanjut ke kelas XI dan XII, ada dua kategori mata pelajaran (mapel). Yakni mapel umum dan mapel pilihan. Ada pun mapel pilihan yang dimaksud adalah pelajaran IPA, IPS, maupun bahasa.
BACA JUGA:Kemendikbud Bantah Hapus Ekskul Pramuka, Tegaskan Pentingnya Kegiatan Ekskul di Sekolah
Seperti Antropologi, Bahasa Arab, Bahasa Indonesia atau Inggris Tingkat Lanjut, Bahasa Jepang, Bahasa Jerman, Bahasa Korea, Bahasa Mandarin, Ekonomi, Geografi, Sosiologi, Sejarah Tingkat Lanjut, Biologi, Fisika, Informatika, Kimia, Matematika Tingkat Lanjut, serta prakarya dan kewirausahaan.
Saat duduk di bangku kelas XI, siswa diminta untuk memilih mapel pilihan sebanyak 180 jam pelajaran per tahun. Sementara di kelas XII, mapel pilihan yang harus ditempuh siswa adalah 160 jam pelajaran per tahun.
“Lewat Kurikulum Merdeka, siswa kelas 11 dan 12 SMA dapat memilih mata pelajaran secara lebih leluasa, sesuai dengan minat, bakat, kemampuan, dan aspirasi studi lanjut atau karirnya,” ujar Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Anindito Aditomo.
Siswa SMA Negeri 2 Surabaya saat berjalan kaki di Jl Wijaya Kusuma, Surabaya, Jawa Timur.-Sahirol Layeli-Harian Disway-
Nino, sapaan karib Anindito memberikan sebuah contoh. Seorang siswa ingin berkuliah di program studi teknik. Murid tersebut bisa menggunakan jam pelajaran pilihan untuk mempelajari mapel matematika tingkat lanjut dan fisika. Tanpa harus mengambil mata pelajaran yang tidak berkaitan, seperti biologi.
Begitu pun sebaliknya. Seorang siswa yang ingin berkuliah di jurusan kedokteran, bisa memanfaatkan jam pelajaran pilihan untuk mempelajari biologi dan kimia. Tanpa harus mengambil matematika tingkat lanjut.
“Jadi siswa bisa lebih fokus untuk membangun basis pengetahuan yang relevan, sesuai minat dan rencana studi lanjutnya,” ujar Nino dikutip dari disway.id, Minggu, 21 Juli 2024.
Selain memberi kesempatan untuk belajar secara lebih fleksibel, pengadaan jurusan di SMA dalam diyakini Nino, bisa mendorong siswa untuk eksplorasi dan refleksi minat, bakat.
Di sisi lain, kebijakan penghapusan jurusan di SMA ini sedang menjadi buah bibir di masyarakat. Menuai pro kontra dan sorotan dari sejumlah kalangan masyarakat. Ada yang menyambut positif. Ada pula yang ragu karena kebijakan ini terkesan tiba-tiba.
BACA JUGA:UNICEF Kembangkan Digital Skill Bagi Siswa Pendidikan Nonformal
Dewan Pendidikan Jawa Timur Ali Yusa, merespons positif kebijakan teranyar dari Kemdikbud Ristek. Penghapusan jurusan di jenjang SMA ini adalah sebuah kabar baik. Diskriminasi siswa non-IPA dalam seleksi nasional penerimaan mahasiswa baru (SNPMB) akan hilang.