Olimpiade Paris 2024: Eko Yuli Gagal Sumbang Medali, Simak Curhatannya

Kamis 08-08-2024,06:14 WIB
Reporter : Retna Christa
Editor : Retna Christa

BACA JUGA:Ambisi Rizki Juniansyah Sumbang Emas Olimpiade Pertama untuk Angkat Besi

Sayang sekali, di angkatan ketiga ini, Eko juga gagal. Pupus harapannya untuk merebut medali kelima di Olimpiade.

"Saya tampil dengan kondisi yang tidak 100 persen," kata Eko Yuli. "Cedera kaki saya belum sembuh tuntas. Lutut sudah dari tahun lalu, kalau yang paha samping kanan baru satu bulan lalu," sambatnya.

Di kelas tersebut, tanpa kejutan, Li Fabin kembali merebut emas. Ia membukukan angkatan total 310 kg. Setelah di clean and jerk berhasil mengangkat 167 kg.

Li Fabin mencatat rekor sebagai lifter pertama dalam 28 tahun yang meraih emas Olimpiade dua kali beruntun.


OLIMPIADE Paris 2024: Li Fabin (tengah) meraih emas kelas 61 kg, diapit lifter Thailand (kiri) dan AS di podium.-Miguel Medina-AFP

Rekor itu disamai rekan senegaranya, Hou Zhihui, beberapa jam kemudian. Lifter putri itu mempertahankan emas yang dia peroleh di Tokyo 2020 di kelas 49 kg.

BACA JUGA:Menuju Olimpiade Paris 2024: Bulu Tangkis, Panjat Tebing dan Angkat Besi Jadi Tumpuan, Menpora Berharap Kenaikan Peringkat!

Sementara itu, perak kelas 61 kg direbut oleh lifter Thailand Theerapong Silachai. Ia membukukan angkatan snatch 132 kg dan clean and jerk 171 kg. Sehingga totalnya 303 kg.

Sedangkan perunggu didapatkan Hampton Morris asal AS. Morris mendapatkan angaktan 298 kg, hasil dari snatch 126 kg dan clean and jerk 172 kg.

Keduanya berstatus debutan di Olimpiade, dan masih sama-sama berusia 20 tahun. Indonesia harus mempercepat regenerasi di kelas 61 kg. Supaya bisa meraih medali lagi di Olimpiade Los Angeles 2028. (*)

Kategori :