HARIAN DISWAY - Ribuan penduduk Kursk Oblast di perbatasan barat daya Rusia dan Ukraina diungsikan ke tempat-tempat aman menyusul serangan militer dari Ukraina.
Para pengungsi tersebut menggambarkan momen-momen menakutkan yang mereka alami. Kementerian Pertahanan Sipil, Kedaruratan, dan Penanggulangan Bencana Rusia merilis sebuah video pada hari Rabu yang memperlihatkan proses evakuasi di distrik Lgov dan Rylsk di wilayah Kursk. Dalam video tersebut, terlihat petugas evakuasi membantu warga lanjut usia membawa barang-barang mereka ke dalam bus.
Rylsk, yang berpenduduk sekitar 15.000 jiwa, terletak sekitar 16 mil dari perbatasan dengan Ukraina. Sementara Lgov yang berpenduduk sekitar 17.500 jiwa, berjarak sekitar 29 mil dari perbatasan.
Seorang wanita tua bernama Galina menceritakan bagaimana pasukan Ukraina menyerang rumah-rumah di wilayahnya dari jarak dekat. Ia merasa beruntung berhasil melarikan diri ke ruang bawah tanah untuk berlindung.
Dalam terjemahan video Reuters, Galina berkata, “Saya diberi tahu: ‘Ayo pergi, lebih mudah berjalan di jalan.’ Dan di sana kami melihat beberapa tentara, operator komunikasi. Saya menghampiri mereka untuk menanyakan arah, dan mereka berkata, ‘Kami akan mengantar dan membantu Anda.’ Saya sendiri takut,” imbuhnya.
BACA JUGA:Kenangan Bom Atom Hiroshima dan Kekhawatiran Perang Terkini: Pesan Damai untuk Rusia dan Israel
Di sisi lain, Ukraina menuduh Rusia mengabaikan keselamatan warga sipil di Kursk. Menteri Dalam Negeri Ukraina, Ihor Klymenko, menuduh bahwa penduduk Kursk "ditinggalkan oleh Rusia tanpa hal-hal yang paling diperlukan."
Klymenko juga menambahkan bahwa militer Ukraina kini berkoordinasi dengan kantornya untuk memenuhi kebutuhan air minum, makanan, obat-obatan, dan perlengkapan kebersihan bagi penduduk setempat, sehingga bantuan kemanusiaan dapat diatur sesegera mungkin.
Awak tank Ukraina beristirahat saat mengoperasikan tank T-72 buatan Soviet di wilayah Sumy, dekat perbatasan dengan Rusia, pada 12 Agustus 2024, di tengah invasi Rusia ke Ukraina.--getty images
Sebagai tanggapan atas meningkatnya ketegangan, Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk mengumumkan pembukaan saluran telepon darurat 24 jam bagi penduduk wilayah Kursk yang ingin mengungsi ke Ukraina.
"Karena kemungkinan memburuknya situasi kemanusiaan di wilayah yang berdekatan dengan wilayah Kursk di Federasi Rusia, Ukraina harus siap menerima pengungsi Rusia. Oleh karena itu, Kementerian Reintegrasi telah membuka saluran telepon darurat 24 jam bagi penduduk wilayah Kursk yang membutuhkan bantuan kemanusiaan atau ingin mengungsi ke Ukraina," tulis Vereshchuk di Telegram pada Rabu lalu.
BACA JUGA:Prabowo Bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Bahas Isu-Isu Keamanan Global
“Ukraina mematuhi semua norma hukum humaniter internasional. Kami akan memberikan perlindungan dan dukungan kemanusiaan yang diperlukan kepada warga sipil di wilayah Kursk,” lanjutnya.
Sebagai respons terhadap serangan tersebut, pihak berwenang Rusia mengumumkan evakuasi wajib bagi penduduk desa perbatasan Glushkovo di wilayah Kursk.
Dilansir dari CNN News, Gubernur Kursk, Alexei Smirnov, menyampaikan bahwa keputusan evakuasi diambil oleh kantor pusat operasional regional setelah serangan Ukraina ke Kursk. Evakuasi ini akan dikoordinasikan oleh penegak hukum, militer Rusia, dan pejabat pemerintah setempat. Glushkovo, yang terletak sekitar 10 kilometer dari perbatasan Ukraina dan 117 kilometer di barat daya kota Kursk, akan menjadi fokus utama evakuasi ini.(*)