Ekonomi Indonesia di Triwulan III 2024 Tumbuh 5,01 Persen, Beberapa Sektor Alami Perlambatan

Senin 09-09-2024,13:53 WIB
Reporter : Desi Nur Rachma*)
Editor : Taufiqur Rahman

HARIAN DISWAY - Pada Triwulan III-2024, perekonomian Indonesia diperkirakan tumbuh dalam kisaran 4,97% hingga 5,01%. Proyeksi ini sedikit lebih rendah dari triwulan sebelumnya akibat minimnya faktor pendorong musiman serta tingginya ketidakpastian global dan domestik.

Menurut laporan yang dirilis LPEM FEB UI Seri Analisis Makroekonomi Indonesia Economic Outlock Triwulan-III 2024, Beberapa sektor utama seperti pertanian, pengolahan, dan perdagangan besar terus menunjukkan pertumbuhan di bawah rata-rata nasional, yang menguatkan indikasi adanya permasalahan struktural dalam perekonomian Indonesia.

Konsumsi rumah tangga yang biasanya menjadi pendorong utama ekonomi diprediksi akan mengalami perlambatan pada triwulan ini.

Pada Triwulan I-2024, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,91%, didorong oleh efek Ramadhan dan peningkatan belanja sosial. 

BACA JUGA:Ekonomi RI Diproyeksikan Tumbuh Pada 2024-2025, Masih Di Sekitaran 5 Persen

Namun menurut analisis makroekonomi yang dirilis LPEM FEB Universitas Indonesia, tanpa adanya faktor musiman yang kuat, seperti Tunjangan Hari Raya (THR) atau libur panjang, konsumsi rumah tangga kemungkinan besar akan mengalami moderasi di Triwulan III.

Di sisi lain, sektor perdagangan dan ekspor Indonesia terus menghadapi tantangan besar.

Meskipun masih ada surplus perdagangan, ketidakpastian global dan lemahnya permintaan internasional berdampak negatif terhadap kinerja ekspor. Rupiah yang terdepresiasi hingga 6,33% sepanjang semester pertama 2024 juga mencerminkan ketidakstabilan ekonomi akibat tekanan eksternal, terutama dari kebijakan moneter Amerika Serikat.

BACA JUGA:Bos Air Asia Sebut Harga Avtur Indonesia Paling Mahal se-ASEAN, Biang Kerok Tiket Mahal

Sementara itu, sektor investasi tetap tumbuh sesuai target, terutama didorong oleh Penanaman Modal Asing (PMA). Namun, arus modal keluar akibat ketidakpastian kebijakan domestik yang terkait dengan transisi pemerintahan menyebabkan tekanan pada pasar keuangan dan turut menekan nilai tukar rupiah.

Selain itu, ketergantungan pada proyek infrastruktur yang mendekati penyelesaian juga menjadi sumber utama pertumbuhan, namun ini sifatnya sementara.

Secara keseluruhan, meskipun perekonomian Indonesia masih menunjukkan pertumbuhan yang stabil, rentannya mesin pertumbuhan terhadap faktor musiman serta ketidakpastian global dan domestik menuntut adanya kebijakan ekonomi yang lebih solid. Reformasi struktural yang mampu meningkatkan produktivitas sektor-sektor utama menjadi prioritas untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di masa depan.

 

*)Mahasiswa Politeknik Negeri Malang, Peserta Magang Reguler di Harian Disway

 

Kategori :