Malaysia Selidiki Penyiksaan Massal di Organisasi Keagamaan

Jumat 13-09-2024,21:00 WIB
Reporter : Doan Widhiandono
Editor : Noor Arief Prasetyo

GISB sendiri pada 2011 pernah mencanangkan “Klub Istri Penurut’’. Para istri diajarkan agar bisa menjadi ’’pelacur di tempat tidur.’’ Tujuannya agar suami mereka tidak selingkuh.

Berdasar keterangan di website mereka, GISB mengelola banyak bisnis. Mulai supermarket hingga restoran. Organisasi itu juga bergerak di sejumlah negara. Termasuk Indonesia, Prancis, dan Inggris.

"Kami yakin, 400-an anak-anak ini sebenarnya anak dari anggota GISB. Ini kecurigaan kami,’’ ucap Razarudin. ’’Rasanya, kami harus mengambil sampel DNA mereka,’’ tambahnya.

Tentu, tudingan itu langsung ditepis oleh GISB. Mereka mengaku tidak punya panti asuhan di Selangor dan Negri Sembilan.

’’Kebijakan kami melarang hal-hal yang tidak sesuai dengan nilai Islam dan undang-undang negara,’’ ucap pernyataan resmi kelompok tersebut.

Kasus tersebut menarik perhatian PM Anwar Ibrahim. Ia memerintahkan investigasi mendalam. Tidak boleh ada penundaan. ’’Ini menyangkut nilai-nilai agama di dalam masyarakat. Sangat penting dan serius. Sebab, kasus ini melibatkan penyalahgunaan kekuasaan dan penyimpangan agama,’’ kata Anwar kepada jurnalis setelah menunaikan salat Jumat kemarin.

Para pemuka agama pun mulai bergerak. Di Selangor, para tokoh menyatakan akan memonitor aktivitas GISB secara ketat. ’’Pokoknya, kami tidak akan menoleransi hal-hal yang melanggar nilai keislaman,’’ bunyi pernyataan resmi para tokoh tersebut.

Perwakilan UNICEF di Malaysia juga ikut bersuara. Mereka menuding kasus itu sebagai horor tak terperi. ’’Anak-anak itu butuh pendampingan medis dan psikologis secara profesional,’’ ucap Robert Gass, perwakilan UNICEF tersebut.

Yang paling kaget tentu warga Malaysia. ’’Sangat mengejutkan. Sangat mendadak,’’ kata Uzair Abdul Aziz, 37, warga Selangor, sambil bergidik. (*)

 

Kategori :