SURABAYA, HARIAN DISWAY - Penilaian Anugerah Patriot Jawi Wetan (APJW) II 2024 hari kedua berlanjut. Sama halnya dengan penilain hari pertama, kali ini ada 10 kabupaten/kota yang dinilai. Total 30 desa/kelurahan yang dinilai. Jurinya juga sama. Ada enam orang. Dibagi menjadi dua kelompok.
Kabupaten/kota yang dinilai di hari kedua ini di antaranya: Kabupaten Jombang, Kota Mojokerto, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Pasuruan, Situbondo, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Bondowoso.
“Tadi penilaian dimulai pukul 10.00 WIB. Saat ini, masing-masing tim juri sedang menilai satu daerah. Semoga hari ini tidak ada kendala apapun seperti kemarin. Khususnya permasalahan jaringan. Karena kita penilaiannya menggunakan zoom,” kata Koordinator Penilaian APJW II 2024 Noor Arief, Rabu 18 September 2024.
Ia menceritakan, semua tim yang membeberkan programnya di hari pertama menurut dewan juri program yang dilakukan tiga pilar di kabupaten/kota sangat bagus-bagus. Sinergitas antar ketiga pilar di sana berjalan dengan baik. Harmonis.
BACA JUGA:Anugerah Patriot Jawi Wetan II 2024: Penilaian Media Sosial Hari Pertama Selesai
BACA JUGA:Anugerah Patriot Jawi Wetan II 2024: Mahasiswa KKN Unej Belajar Mendalam tentang Desa Klatakan
“Selain programnya dirasakan langsung oleh masyarakat, sangat menggambarkan bahwa tiga pilar: babinsa, bhabinkamtibmas, dan perangkat desa sangat solid. Mereka bergerak bersama memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat tempat mereka bertugas,” bebernya.
Namun, ia harus mengakui memang ada beberapa daerah yang sangat menonjol dalam penilaian hari pertama. Misalnya saja Jember. Ini daerah yang dinilai oleh tim juri satu. Menonjol yang dimaksud adalah presentasinya bagus. Power point-nya dipersiapkan secara matang. Pesannya tersampaikan dengan baik.
Tim 1 juri online melakukan pendalaman data peserta Anugerah Patriot Jawi Wetan 2023 berdasar formulir yang diisi pada peserta, Rabu, 18 September 2024..-Michael Fredy Yacob-
Walau sebenarnya, editor di Harian Disway ini menegaskan, dalam APJW ini bukan desain power point-nya yang dinilai. Melainkan program mereka dirasakan langsung oleh masyarakat atau tidak. Tetapi, power point itu sebagai media penyampaian program mereka yang sudah terlaksana itu.
“Program mereka itu memang bagus-bagus. Tetapi, kalau tidak disampaikan dengan baik. Power point-nya juga tidak lengkap, ya bagaimana kita bisa mengetahui program tersebut dengan utuh. Karena, kita kan belum memahami medannya seperti apa. Kita baru penilaian secara online,” katanya lagi.
Nantinya, setelah penilaian online yang diikuti sebanyak 114 desa/kelurahan, akan diseleksi menjadi 20 desa/kelurahan saja. Itulah yang akan didatangi oleh tim juri saat kelapangan nanti. Karena itu, ia meminta agar para peserta memaparkan semua programnya dengan baik. Singkat, padat dan jelas.
“Kami ini memilih yang terbaik dari yang baik. Jadi sayang kan kalau program yang sudah bagus, karena penyampaian yang tidak sempurna, ditambah power point yang alakadarnya, membuat programnya terlihat biasa di mata dewan juri. Jadi, berikan penjelasan yang baik,” tegasnya. (*)