Pep Guardiola sering memainkan Rodri sebagai gelandang bertahan tunggal, meskipun formasi dasar Man City adalah 4-2-3-1.
Absennya Rodri dalam jangka panjang mungkin tidak akan terlalu mempengaruhi sistem Guardiola, karena masih ada Mateo Kovacic, meski ia bukan satu-satunya pemain yang bisa menjalankan peran tersebut.
BACA JUGA:Man City vs Arsenal 2-2: Pep Guardiola Puji Kesabaran The Cityzens
BACA JUGA:Man City vs Brentford 2-1: Brace Haaland Buat The Cityzens Nyaman di Puncak!
John Stones, seorang bek tengah modern, meskipun posisi alaminya adalah bek tengah dan bek sayap kanan, mampu bermain sebagai gelandang bertahan yang lebih fleksibel dalam bertahan.
Ilkay Gundogan, sebelum pindah ke Barcelona pada 2023, juga pernah bermain sebagai gelandang bertahan.
Bernardo Silva juga bisa mengisi peran tersebut, meskipun posisi alaminya adalah gelandang tengah murni.
Selain itu, ada Rico Lewis yang masih berusia 19 tahun, produk akademi Manchester City.
Posisi alaminya adalah bek sayap kanan, namun ia juga mampu bermain sebagai "Contra Full Back Left" (berlawanan dengan kaki dominannya).
BACA JUGA:Man City vs Inter Milan 0-0, Guardiola dan Inzaghi Sama-Sama Puas
BACA JUGA:Man City vs Inter Milan: De Vrij Minta Haaland 'Dikurung'
Di tiga laga awal Liga Premier Inggris musim ini, Rico Lewis dimainkan sebagai gelandang bertahan.
Namun, di laga keempat kontra Bradford, ia kembali ke posisi aslinya sebagai bek sayap kanan.
Dalam empat pertandingan tersebut, Guardiola menerapkan taktik baru dengan menggunakan Rico Lewis sebagai "winger palsu" di sisi kanan.
Pergerakan Rico Lewis mirip dengan Trent Alexander-Arnold di Liverpool, yang juga merupakan bek kanan yang dapat bermain inverted sebagai gelandang bertahan, dan bisa naik sebagai winger kanan saat menyerang dengan kecepatan penuh.
Tak heran, dua minggu lalu Guardiola menyebutnya sebagai "young guns" yang mampu mengisi banyak posisi penting karena fleksibilitasnya.