HARIAN DISWAY - Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia baru saja merilis peta elektabilitas pasangan calon (paslon) yang berlaga di Pemilihan Gubernur Jawa Timur (Pilgub Jatim) 2024.
Hasilnya, elektabilitas paslon petahana Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak melesat. Unggul jauh dibanding dua pasangan calon yang menjadi lawannya.
Khofifah-Emil mengamankan 61,2 persen suara responden. Sementara paslon Tri Rismaharini-KH Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans) menempel dengan 26 persen.
Kemudian paslon Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Hakim di posisi ketiga dengan 2,2 persen. Tertinggal jauh dibandingkan dengan elektabilitas dua paslon lainnya.
BACA JUGA:Tim Pemenangan Risma-Gus Hans Targetkan 50 Persen Suara di Pilgub Jatim
BACA JUGA:Kampanye Hari Kedua Pilgub Jatim, Ketiga Paslon Sasar Beragam Segmen
Kemudian 0,5 persen responden memilih golput (tidak akan memilih). Sisanya, memilih tidak tahu alias mengambang, yakni 10,2 persen responden.
Selain simulasi berpasangan, Indikator Politik Indonesia juga melakukan survei dengan simulasi tiga nama calon gubernur, tanpa wakil.
Hasilnya, elektabilitas Khofifah tetap tertinggi di angka 60,9 persen. Risma menyusul dengan 26,9 persen. Sedangkan Luluk masih tertinggal jauh dengan meraih 1,8 persen responden.
Sisanya, 0,7 persen responden memilih golput atau tidak akan memilih dan 9,7 persen responden memilih tidak menjawab.
Direktur Indikator Politik Indonesia Prof Burhanuddin Muhtadi mengatakan, sebagai petahana, calon gubernur nomor urut 2 Khofifah cukup diuntungkan.
"Terbukti, dari pertanyaan alasan memilih calon. Khofifah dipilih oleh responden karena dinilai sudah ada bukti nyata hasil kerjanya," ujar Prof Burhan dalam konferensi pers melalui YouTube streaming, Minggu, 29 September 2024.
Konferensi pers pemaparan hasil survei Indikator Politik Indonesia, Minggu, 29 September 2024.-Tangkapan layar YouTube Indikator Politik Indonesia -
Sedangkan responden yang memilih calon gubernur nomor urut 3 Risma menilai bahwa eks menteri sosial tersebut adalah sosok pemimpin yang tegas dan berwibawa.
Kemudian alasan responden memilih calon gubernur nomor urut 1 Luluk yakni lantaran belum tahu nama atau calon lain.