Emil Audero adalah kiper kini berbaju Como 1907. Di musim sebelumnya, Emil Audero Mulyadi memperkuat raksasa Liga Italia Inter Milan.
Musim lalu Emil Audero Mulyadi lebih banyak duduk di bangku cadangan. Ia menjadi pelapis Yann Sommer, kiper utama Nerazzurri (sebutan Inter Milan). Ia juga berhasil membawa Inter Milan merengkuh Scudetto di musim 2023/2024.
Sebelum membela Inter Milan, Emil Auder Mulyadi berjuang bersama Sampdoria, salah satu tim kasta pertama Liga Italia.
Emil Audero Mulyadi bermain sebanyak 169 kali, dengan total 260 gol kebobolan dan mencatat 38 laga nirbobol. Sebelumnya, saat bersama Venezia FC, ia mencatat 39 penampilan, kebobolan 41 gol, dan 14 laga nirbobol.
BACA JUGA:Timnas Indonesia U-20 Tundukkan Timor Leste 3-1, Puncaki Grup F Kualifikasi Piala Asia U-20 2025
2. Maarten Paes
Maarten Paes Melakoni Debut Gemilang Bersama Tim Garuda saat melawan Arab Saudi--Instagram @timnasindonesia
Maarten Paes merupakan kiper FC Dallas yang bermain di Major League Soccer 2024. Kini, ia resmi menjadi WNI dan sudah mengantongi dua caps bersama Garuda.
Di musim 2024, Maarten Paes bermain enam kali dengan sepuluh gol kebobolan dan satu laga nirbobol. Lalu, di musim lalu, ia tampil dalam 36 pertandingan, kebobolan 38 gol, dan memiliki sembilan laga nirbobol.
Sebelum bergabung dengan FC Dallas, Maarten Paes merupakan kiper FC Utrecht, dengan 48 penampilan, 63 gol kebobolan, dan 12 laga nirbobol.
Perbandingan Harga Pasar Emil Audero Mulyadi vs Maarten Paes
Emil Audero Mulyadi dirumorkan kembali dekat dengan Timnas Indonesia--Transfermarkt
Dari segi nilai pasar, Emil Audero memiliki nilai transfer yang jauh lebih tinggi dibandingkan Maarten Paes. Emil Audero Mulyadi tercatat memiliki nilai pasar sekitar Rp104 miliar.
Sedangkan Maarten Paes harga pasarnya hanya sekitar Rp20 miliar. Dengan perbandingan itu jelas terlihat bahwa Emil Audero Mulyadi unggul di harga pasar.
Kendati demikian, keduanya memiliki kualitas dan potensi yang luar biasa. Mari kita tunggu apakah PSSI akan mengejar Emil Audero Mulyadi untuk dinaturalisasi? (*)