Ada rumor bahwa mesin V4 ini siap digunakan pada musim 2025, tetapi apakah pihak MotoGP akan mengizinkan Yamaha memasang mesin tersebut di YZR-M1 mereka?
Melihat poin pengecualian dalam pembekuan pengembangan mesin 2026 terkait "keselamatan atau keandalan" serta komponen yang tidak tersedia secara umum, Yamaha masih memiliki peluang untuk mengubah sasis dan swing-arm utama mereka yang saat ini terpasang di YZR-M1.
Perlu diketahui bahwa sasis dan swing-arm di YZR-M1 versi saat ini dirancang untuk menopang mesin inline 4 silinder. Karena dimensi mesin V4 lebih ramping daripada mesin inline, Yamaha perlu merombak bentuk sasis dan swing-arm agar sesuai dengan konfigurasi mesin V4.
Namun, perubahan ini tidak mudah dan memerlukan banyak tes untuk meminimalkan getaran serta risiko keselamatan pembalap di lintasan, terutama saat motor menikung pada sudut maksimal.
Biasanya, sudut kemiringan motor mencapai 50°-60°, yang dibantu dengan alat kontrol traksi agar roda belakang tidak bergerak berlawanan dengan arah menikung.
Situasi Honda tampaknya serupa, meskipun pabrikan ini hanya perlu merevisi bentuk sasis dan swing-arm mereka, karena Honda masih mempertahankan mesin V4 di RC213V mereka.
Kedua pabrikan asal Jepang tersebut kemungkinan juga akan merevisi bentuk aerodinamika yang terpasang pada motor versi sekarang, termasuk bentuk fairing depan, aero di bagian bawah, serta buritan motor.
Proses perbaikan kinerja suku cadang ini diperkirakan akan berlangsung sepanjang musim, dan itulah keuntungan yang dimiliki pabrikan dalam peringkat konsesi D.
Apakah Yamaha dan Honda dapat memanfaatkan keuntungan konsesi D sepanjang musim 2025?
Jika Yamaha benar-benar menurunkan mesin V4 mereka, dua tahun (2025-26) adalah waktu yang tepat untuk memaksimalkan performa mesin tersebut sebelum regulasi resmi diberlakukan pada musim 2027.(Bagus Aji)