Melihat Kembali Sejarah Seni Rupa sebagai Media Perlawanan

Rabu 16-10-2024,16:01 WIB
Reporter : Dave Yehosua
Editor : Guruh Dimas Nugraha

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Seni selalu menjadi lebih dari sekadar ekspresi estetika. Ia telah berkembang menjadi alat perlawanan yang kuat melawan penindasan, ketidakadilan, dan penyalahgunaan kekuasaan.

Sepanjang sejarah, seniman dari berbagai latar belakang telah menggunakan karya mereka sebagai bentuk kritik sosial. Untuk menyuarakan suara mereka, menginspirasi perubahan.

Salah satu contoh yang mencolok adalah peran seni pada masa apartheid Afrika Selatan. Pada era itu, seniman seperti William Kentridge menggunakan media seperti lukisan dan animasi untuk menggambarkan ketidakadilan sosial yang dialami orang kulit hitam Afrika Selatan.


Drawing For Projection karya Kentridge yang digunakan untuk melawan politik warna kulit di Afrika Selatan--pinterest

BACA JUGA:Mogmain Festival 2024, Ekspresi Anak Muda dalam Olahraga dan Seni

BACA JUGA:Potret Kemeriahan Festival Bulan Bahasa dan Seni Unesa 2024

Karya Kentridge yang terkenal, Drawing for Projection, menggunakan gambar hitam-putih dan tarikan garis yang kasar untuk mengkritik rezim apartheid. Mencerminkan rasa ketidakadilan dan ketidakpuasan masyarakat.

Seni masa apartheid itu tidak hanya menjadi sarana ekspresi pribadi. Tetapi juga menjadi alat politik. Karya seni sering kali berfungsi sebagai cermin dari realitas sosial, menggambarkan ketidakadilan yang dialami oleh banyak orang.

Dalam konteks itu, seni menjadi alat perlawanan yang kuat. Menggerakkan massa untuk berpikir kritis tentang kondisi sosial mereka sendiri.

Dalam banyak negara modern, street art atau grafiti telah menjadi medium perlawanan yang menonjol. Salah satu nama yang tak bisa dilewatkan adalah Banksy. Seniman grafiti asal Inggris yang karyanya sering memuat kritik tajam terhadap sistem politik, kapitalisme, dan perang.

Banksy adalah contoh nyata bagaimana seni jalanan telah berkembang menjadi medium protes sosial yang diakui di seluruh dunia.


Karya-karya Banksy selalu dilukis di tembok-tembok wilayah perang--living corriere

Melalui karyanya, Banksy menciptakan dialog antara seni dan masyarakat. Salah satu contoh terkenalnya adalah mural Girl with Balloon yang tampak sederhana. Namun karya itu menyimpan pesan tentang harapan dan kehilangan.

Karya-karya Banksy sering muncul di tempat-tempat yang menjadi pusat ketidakadilan. Seperti di tembok pemisah Israel dan Palestina. Seni di tempat itu berbicara langsung kepada penikmat, meruntuhkan batas-batas tradisional antara seni tinggi dan rendah, serta menantang sistem kekuasaan yang ada.

Dengan berkembangnya era digital, seni sebagai alat perlawanan semakin meluas. Media sosial memungkinkan karya seni untuk menyebar dengan cepat dan menjangkau audiens global. Misalnya, perlawanan lewat seni ketika terjadi Black Lives Matter di Amerika Serikat.

Kategori :