BACA JUGA:Pemerkosa Anak Mati di Tahanan Depok
Rumah itu berupa petak kontrakan. Berderet sepuluh rumah. Rumah korban nomor 6 bercat hijau. Untuk menuju deretan rumah tersebut, dari arah jalan raya, orang harus masuk gang selebar sekitar 2,5 meter. Ujungnya buntu. Berupa tembok rumah yang menghadap ke arah sebaliknya. Jadi, kalau ada orang masuk gang kecil itu, pasti menuju ke satu di antara sepuluh rumah kontrakan tersebut.
Di jalan raya, seberang kontrakan itu, lapangan luas. Biasa dijadikan tempat main anak-anak. Tapi, lapangannya tidak terawat.
Masuk ke TKP. Kamar 3 x 3 meter. Kasur jenis spring bed di lantai tanpa ranjang. Seprai kota-kotak abu-abu. Kasur busa setebal 5 sentimeter warna biru gambar Doraemon, tersandar di dinding, nangkring di atas kasur.
BACA JUGA:Saat Perampok Minimarket Ditembak Mati
BACA JUGA:Disiram Air Keras sampai Mati gegara Chat Mantan
Ada dua rak plastik masing-masing susun tiga, mepet di dinding. Aneka barang masuk berjejal di rak itu. Di dekatnya ada kipas angin plastik portabel diameter 25 sentimeter. Di sebelahnya ada bak sampah plastik biru. Tampak sampah kertas di dalamnya.
Pada dinding ada tiga gantungan. Satu gantungan multiple berderet enam gantungan. Di situ ada jilbab warna cokelat muda, juga tas kecil hitam. Dua gantungan mandiri, masing-masing tergantung tas cangklong.
Polisi sudah mengolah lokasi tersebut. Tidak ditemukan tali, yang mungkin jadi alat penjerat. Juga, tidak ditemukan pisau atau benda tajam lain. Juga, tidak ditemukan semacam obat di situ. Tidak ada barang yang mencurigakan.
Kombes Arya: ”Sampai kini Puslabfor Kedokteran Polri masih melakukan autopsi. Satreskrim dan Polsek masih melakukan penyelidikan apa yang terjadi sebenarnya di situ.”
Alibi SNA sudah dikonfirmasi polisi. ”Kami hubungi kantor yang bersangkutan di Jakarta Pusat. Ternyata benar, yang bersangkutan hari itu ngantor, dan pulangnya meninggalkan kantor menjelang petang.”
Laju motor SNA tergolong cepat. Pada jam sibuk begitu waktu tempuh naik motor dari Jakarta Pusat ke Depok bisa tiga jam. Kalau dikatakan, SNA meninggalkan kantor menjelang petang, atau sekitar 17.30, maka tiba di rumah bisa sekitar 20.30.
Pemilik rumah kontrakan tersebut, Rohim, 59, tinggal tak jauh dari situ. Ia kepada wartawan mengatakan, ”Saya awalnya dengar ada ramai di sekitar sini pada Kamis malam (17 Oktober 2024). Tertarik, saya ke sini. Ternyata sudah banyak orang dan polisi. Katanya, ibu istri pengontrak rumah itu meninggal. Tapi, saya tidak tahu, apa penyebabnya.”
Lia, 23, salah seorang tetangga, kepada wartawan, mengatakan, ”Awalnya, saya dengar suara ribut-ribut. Saya di dalam rumah, tidak keluar. Saya kira ada keluarga berantem karena di sekitar sini ada saja keluarga berantem. Saya tetep main sama anak saya.”
Dilanjut: ”Tapi, ini teriakan laki-laki minta tolong. Saya penasaran, keluar rumah. Ternyata suami ibu itu minta tolong. Katanya, istri dan bayinya meninggal. Terus, ada tetangga juga yang masuk ke rumah itu, ngeliat ke dalam. Saya juga ikutan masuk.”
Di dalam kamar, Lia sempat melihat EO telentang di lantai. Tak berlama-lama, Lia segera keluar.