SURABAYA, HARIAN DISWAY – Science Film Festival tahun ini kembali hadir. Ajang itu diprakarsai oleh Goethe-Institut dan berlangsung di 25 negara, termasuk Indonesia. Festival itu bertujuan mengajak masyarakat memahami sains secara menarik dan edukatif melalui film.
Mengusung tema “Nol Emisi dan Ekonomi Sirkular,” acara itu memberikan edukasi penting terkait pengurangan emisi karbon dan penerapan ekonomi sirkular sebagai bagian dari solusi iklim global.
Di Indonesia, festival itu berlangsung dari tanggal 15 Oktober hingga 30 November 2024, dengan penayangan non-komersial di tempat-tempat yang terpilih. Seperti gedung pertunjukan, sekolah, dan universitas.
Di Surabaya, Science Film Festival 2024 akan digelar di beberapa lokasi dengan berbagai agenda menarik. Pembukaan berlangsung pada Senin, 4 November di Wisma Jerman dari pukul 09.00 hingga 15.00.
BACA JUGA:7 Fakta Menarik The Substance, Peraih Standing Ovation Terlama di Festival Film Cannes
BACA JUGA:Festival Film Santri 2025 Digelar, Diawali dengan Workshop 5 Ponpes di Jatim
Salah satu kegiatan wajib setelah menonton film di Science Film Festival adalah bereksperimen--Humas Wisma Jerman
Kemudian terdapat pemutaran film di Auditorium IFI pada Selasa, 5 November, di jam yang sama. Kemudian di beberapa lokasi sekolah dan ruang publik. Seperti SD Kartika IV-8, UK Petra, dan Trans Icon Mall. Kegiatan festival di lokasi tersebut akan berlangsung pada 6-8 November.
Selanjutnya, acara diadakan di Sanggar Seni Omah Nduwur pada Minggu, 10 November, kemudian berlanjut di Perpustakaan UHW Perbanas dan Sekolah Murid Merdeka pada 11 November.
Festival akan berlanjut di SMA Negeri 5, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur, dan Sekolah Kristen Anak Bangsa pada 12 November. Penutupan dijadwalkan pada 14 November di MAN Bangkalan, mulai pukul 09.30.
Film yang ditampilkan mengangkat isu yang relevan. Termasuk perubahan iklim, ekologi, sains, kehidupan, dan teknologi. Semua film telah disulih-suara ke dalam bahasa Indonesia.
Selain pemutaran film, festival itu menyuguhkan rangkaian kegiatan edukatif lain, seperti program interaktif yang mengajak peserta untuk melakukan eksperimen sains sederhana sesuai isi film. Program itu dipandu oleh relawan dan guru setempat untuk memperkuat pengalaman belajar.
Tak hanya itu, ada juga pameran, seminar, dan Kompetisi Pelajar Komunikasi Sains yang mendorong pelajar berinovasi dalam komunikasi sains melalui media cetak, multimedia, desain pameran, hingga film.