7 Tip Mendaki Gunung di Musim Hujan

Jumat 01-11-2024,13:25 WIB
Reporter : Afitra Devi*
Editor : mbkm

BACA JUGA: Ekspedisi 79 Tanam 79 Pohon Cemara di Gunung Arjuno

6. Bawa Logistik yang Cukup dan Tidak Mudah Basi

Logistik yang cukup dan tidak mudah basi sangat penting saat mendaki di musim hujan, karena cuaca basah dapat mempengaruhi kualitas makanan selama pendakian.

Makanan basah atau mudah basi berisiko terkontaminasi saat terkena kelembaban. Pilih makanan kering atau awet, seperti oatmeal. Oatmeal adalah makanan sehat yang membuat kenyang lebih lama.

Selain oatmeal ada sosis yang mudah dibawa. Sosis bisa dikonsumsi dan menjadi sumber protein yang lebih praktis. Jangan membawa makanan dalam kemasan kaleng, sampah kaleng lebih beresiko merusak trashbag ketika dibuang.

BACA JUGA: Cuaca Ekstrem, Pendakian Gunung Arjuno-Welirang Ditutup

Sebaiknya ganti dengan makanan kering seperti abon yang bisa dibungkus dalam plastik. Kurangi makan makanan yang pedas agar tidak sakit perut. Pastikan kondisi tubuh tetap sehat karena medan perjalanan selama hujan lebih berisiko dan melelahkan.

7. Melihat Perkiraan Cuaca

Perkiraan cuaca memberikan informasi tentang kemungkinan hujan deras, badai, atau angin kencang. Dengan melihat cuaca, pendaki bisa merencanakan waktu pendakian dalam kondisi paling stabil, seperti di pagi hari sebelum kemungkinan hujan sore.

Cuaca ekstrem dapat meningkatkan risiko seperti jatuh di jalur licin, banjir atau longsor. Mengetahui perkiraan cuaca bisa membantu pendaki untuk mempertimbangkan ulang pendakian.

BACA JUGA: Pembekuan BEM FISIP Unair: Ironi di Balik Seruan Etika Akademis Kampus

Mendaki gunung di musim hujan membutuhkan persiapan ekstra, dengan perencanaan yang tepat, pengalaman mendaki gunung di musim hujan bisa menjadi momen yang seru dan menantang. 

Dengan mematuhi tip dan langkah-langkah keselamatan, seperti memantau cuaca dan menggunakan perlengkapan yang sesuai, pendaki bisa menikmati indahnya alam dengan aman dan nyaman.

Nikmati pendakian dengan bijak, dan jadikan setiap petualangan sebagai kesempatan untuk lebih dekat dengan alam. (*)

*) Peserta Magang MBKM di Harian Disway, Mahasiswa Prodi Sastra Inggris Universitas Negeri Surabaya

Kategori :