Pameran Sketsa Nusantara di Surabaya, Inspirasi Seniman Muda dari Sketsa Kota Lama

Sabtu 09-11-2024,21:00 WIB
Reporter : Dave Yehosua
Editor : Heti Palestina Yunani

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Kegiatan pameran seni Sketsa Nusantara sekaligus workshop menggambar sketsa langsung, diadakan di Kokoon Hotel pada 9 November 2024. Ada 7 seniman yang ikut berpartisipasi di acara itu. Mereka memamerkan karya sketsanya dan memberi inspirasi pada seniman muda.

Kemudian seniman-seniman muda itu akan terjun ke lapangan untuk melakukan sketsa di daerah kota lama. Kegiatan itu dimulai dengan bagaimana sketsa bisa berpengaruh banyak pada proses berkesenian keujuh seniman itu. Pertama ada, Jonathan Irwan yang memamerkan karyanya.

Mengambil berbagai bangunan di Surabaya, karyanya nampak presisi dan simetris. "Karena saya basic-nya arsitektur makanya saya melukis objek bangunan di Surabaya," ucapnya. Jonathan mengatakan karya seninya bisa terealisasikan di sketchbook dengan indah.

Apalagi kertas yang digunakan bukan sembarang kertas. Kertas sketsa itu mempunyai tingkat ketebalan khusus, sehingga cat air bisa diaplikasikan dengan maksimal tanpa merembes dan mengotori kertas di baliknya. Tentu hal itu, menjadi kabar baik bagi seniman lukis. Karena tak perlu takut lagi untuk mengsketsa lukisannya.

BACA JUGA: Diskusi Biennale Drawing Aksera Menggali Sejarah dan Makna Gambaran

BACA JUGA: Biennale Drawing Aksera, Sajikan Seni Drawing Kontemporer


Fabiola Natasha menjelaskan hewan-hewan endemik Indonesia yang ia gambar di buku sketsanya-Angelita Ariko Pinkan-HARIAN DISWAY

Hal serupa juga disampaikan oleh Fabiola Natasha. Dengan menggunakan kertas sketsa khusus itu, dia bisa menggambar berbagai hewan endemik khas Indonesia secara mendetail. "Awalnya sih, saya melukis di kanvas ukuran besar, memang cukup kesulitan menggambar di medium yang lebih kecil," ucapnya.

Dia memulai menggambar di buku sketsa sejak pandemi datang. Awalnya teman Fabiola yang berasal dari Jerman, mengirimkan buku sketsa khusus itu. Karena penasaran ia mencoba menggambar di buku itu, dan lama-lama menjadi kebiasaan.

Setelah pernyataan dari ketujuh seniman, peserta diajak jalan-jalan menuju kawasan Kota Lama. Dari hotel kira-kira berjarak sekitar lima ratus meteran. Namun, sebelum berangkat Hongky Zein dan Christian Ticwalo memberi tips bagaimana menggambar sketsa di lokasi langsung.

"Kalian bisa menggunakan viewfinder untuk menentukan objek apa yang ingin kalian gambar," jelas Christ. Ia menunjukan sebuah alat berbahan karton dan mika yang sudah diberi garis komposisi. Kalau dibidang fotografi garis-garis itu disebut rule of third.

BACA JUGA: Memulai Perjalanan Seni bersama ARTSUBS, Pameran Seni Rupa Kontemporer Berskala Besar di Surabaya

BACA JUGA: Jelajah Lanskap Seni Kontemporer Singapura dalam Pameran Seni Urban Pulse di Orasis Art Space

Dengan itu, mereka bisa menentukan bagaimana komposisi dan letak objek yang ingin digambar. Sesudah arahan panitia memberikan bucket hat berwarna biru dengan bros berlogo acara di sisi kanannya pada peserta. Saat dipakai mereka tampak seperti anak TK yang bertamasya.

Kesan itu makin kuat saat Hongky dan Christian memandu mereka dengan bendera berwarna biru dan merah. Berjalan dibelakang mereka, peserta berbaris rapi sambil memandangi suasana di Jalan Kembang Jepun. Sesampainya di tempat, mereka langsung berpencar untuk mencari objek gambar.

Kategori :