Hari Pahlawan dan Dies Natalis UNAIR Ke-70

Minggu 10-11-2024,11:23 WIB
Reporter : Junaedi K-Bagong S*
Editor : Heti Palestina Yunani

HARIAN DISWAY - Halaman depan kantor manajemen Universitas Airlangga (UNAIR), pagi Minggu, 10 November 2024 berubah seperti kamp pejuang kemerdekaan Republik Indonesia.

Seluruh pimpinan universitas, fakultas, para dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa semua mengenakan pakaian Bung Tomo dan pakaian para pejuang kemerdekaan. Peringatan Hari Pahlawan 10 November 2024 berlangsung meriah dan khidmat.

Semua peserta upacara berusaha menyelami semangat juang para pahlawan dan pejuang dengan cara mengenakan pakaian para pejuang. Ini dilakukan civitas akademika UNAIR.

BACA JUGA: Dies Natalis ke-70, UNAIR Terus Berkarya dan Bertahan di Tengah Perubahan

Bukan sekadar untuk memperingati Hari Pahlawan, upacara digelar untuk menghormati jasa para pahlawan dan pejuang kemerdekaan yang telah mengorbankan jiwa dan raga untuk meraih kemerdekaan Republik Indonesia tercinta.

Tema peringatan Hari Pahlawan tahun 2024 adalah Teladani Pahlawanmu, Cintai Negerimu. Di tengah kondisi masyarakat yang sedang menghadapi berbagai tekanan dan persoalan ekonomi, tema ini sungguh tepat.

Sebuah ajakan untuk mengingat kembali semangat dan daya juang para pahlawan yang tidak pernah kenal lelah dan pantang menyerah melawan penjajahan.
Seluruh pimpinan universitas, fakultas, para dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa semua mengenakan pakaian Bung Tomo dan pakaian para pejuang kemerdekaan. -Bagong Suyanto-

BACA JUGA: UNAIR Raih Peringkat 2 Kampus Terbaik di Indonesia versi QS AUR 2025

Peringatan Hari Pahlawan di tahun 2024 digelar bersamaan dengan perayaan Dies Natalis UNAIR ke-70. Bagi UnAIR, perayaan Dies Natalis kali ini terasa istimewa.

Menurut QS, UNAIR ditetapkan sebagai perguruan tinggi yang menduduki ranking 2 di Indonesia dan ranking 52 di Asia. Ini adalah prestasi yang sangat membanggakan dan sekaligus merupakan kado istimewa bagi UNAIR di usia ke-70.

Sebagai Pembina Upacara, Rektor UNAIR Prof Dr Muhammad Nasih mengingatkan peserta upacara agar menghayati, mensyukuri serta senantiasa mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang positif.

BACA JUGA: Pembekuan BEM FISIP Unair: Ironi di Balik Seruan Etika Akademis Kampus

Sebagai bangsa yang mengalami penjajahan, bukan saja kebebasannya akan dirampas para penjajah, tetapi juga akan mengalami berbagai penderitaan dan kesengsaraan.

Rektor mengajak peserta upacara menoleh nasib bangsa Palestina dan bangsa-bangsa lain yang kini tengah berjuang untuk meraih kemerdekaan. Sebuah bangsa yang mengalami penjajahan niscaya akan mengalami berbagai tekanan dan penderitaan.

Indonesia yang kini telah merdeka berkat perjuangan para pahlawan, tentu harus disyukuri. Bangsa yang merdeka adalah bangsa yang bebas dari penjajahan dan tekanan. Adalah tugas para generasi sekarang untuk mengisi kemerdekaan.

Kategori :