Lewat berbagai media, seseorang bisa mengemas iklan politik yang menawan hati. Mereka bisa mengaduk emosi penonton (calon pemilih) untuk memilih dirinya.
Keempat, libatkan komunikasi antar budaya untuk menengarai level kesukaan masyarakat pada pasangan calon (paslon).
Misalnya, saat pemilu Amerika Serikat (AS), masyarakat AS terkenal sebagai masyarakat rasis dan seksis. Sehingga, pada akhirnya Kamala Harris terpental dalam kontenstasi calon presiden AS. (*)
* Yayan Sakti Suryandari adalah dosen Departemen Komunikasi FISIP Universitas Airlangga Surabaya.
** Ni Luh Dea Novita Dewi adalah mahasiswa Departemen Komunikasi FISIP Universitas Airlangga Surabaya.