Maksudnya mengucapkan selamat tinggal pada tahun lalu yang masih menjadi adat istiadat populer, tetapi mereka tidak ingin "menyapu bersih keberuntungan tahun baru". Sekarang adat ini jarang terlihat di kota-kota, tetapi masih populer di daerah pedesaan.
7. Memberikan persembahan kepada Dewa Keberuntungan
Merupakan adat istiadat bagi masyarakat untuk memberikan persembahan kepada Dewa Keberuntungan pada hari ke-2 (di Tiongkok Utara) atau hari ke-5 (di Tiongkok Selatan) Festival Musim Semi.
BACA JUGA: Fakta Menarik Tentang Kelenteng Kwang Sing Bio: Destinasi Liburan Imlek
Ritual persembahan kurban diadakan di toko-toko atau di rumah, dengan membawa seekor babi utuh, kambing, ayam, bebek, atau ikan mas hidup sebagai kurban, untuk keberuntungan di tahun mendatang.
Menurut cerita rakyat, Dewa Keberuntungan mengacu pada Dewa Lima Jalan. Lima Jalan tersebut adalah Jalan Selatan, Jalan Utara, Jalan Tengah, Jalan Barat, dan Jalan Timur.
8. Dilarang Keluar Rumah pada Hari Tahun Baru ke-3
Hari Anjing Merah (赤狗日), pada hari ke-3 Festival Musim Semi, menurut cerita rakyat merupakan hari sial. Legenda mengatakan bahwa Anjing Merah adalah Dewa Kemarahan. Siapa pun yang bertemu dengannya akan mendapat nasib buruk.
BACA JUGA: Makna Lampion dan Imlek: Simbol Keberuntungan Dekorasi dan Kehangatan
Jadi, orang Tionghoa tidak akan berkunjung atau menerima tamu pada tahun baru. Sebaliknya, mereka tinggal di rumah sepanjang hari. Orang Tionghoa modern telah menyingkirkan takhayul feodalistik ini dan mengunjungi teman-teman pada hari ke-3 Festival Musim Semi.
9. Menyambut Dewa Tungku Dapur atau Zao Shen
Seperti yang disebutkan di atas, orang-orang mengirim Dewa Tungku Dapur ke Surga pada tanggal 23 bulan ke-12 tahun lunar Tionghoa. Pada hari ke-4 Festival Musim Semi, mereka menyambutnya kembali sebagai bagian dari perayaan.
Pada hari ke-4 Festival Musim Semi, mereka menyambutnya kembali sebagai bagian dari perayaan. Caranya dengan membakar dupa dan kertas yang melambangkan uang, menyalakan petasan, dan mempersembahkan benda-benda kurban seperti daging dan buah-buahan. --China Highlights
Caranya dengan membakar dupa dan kertas yang melambangkan uang, menyalakan petasan, dan mempersembahkan benda-benda kurban seperti daging dan buah-buahan. Legenda juga menyebutkan bahwa Kaisar Giok akan mengirim dewa lain.
BACA JUGA: Legenda Nian dan Tradisi Imlek: Asal Usul dan Makna di Baliknya
Kedatangannya itu untuk memeriksa setiap rumah tangga pada saat kembalinya Dewa Tungku Dapur, jadi tidak pantas bagi orang-orang untuk meninggalkan rumah pada hari ke-4 Festival Musim Semi.
Namun, keponakan laki-laki diizinkan untuk mengunjungi bibi mereka saat itu. Kini, sangat jarang bagi orang Tionghoa untuk mempersembahkan kurban kepada Dewa Tungku Dapur, apalagi menyambutnya kembali dari surga.