Refleksi Hari Guru: Sapi Makan Martabak hingga Tak Bisa Matematika Dasar

Senin 25-11-2024,04:53 WIB
Reporter : Dave Yehosua
Editor : Salman Muhiddin

BACA JUGA:Tema dan Filosofi Logo Hari Guru Nasional 2024 yang Diperingati Setiap 25 November

”UN itu membuat siswa-siswi termotivasi untuk berkompetisi, kemudian hal itu bisa meningkatkan semangat belajar anak,” lanjutnya.

Selain menghapus UN, pemerintah menerapkan kebijakan kontroversial: semua siswa pasti naik kelas. Dorongan untuk belajar pun makin turun. Guru hanya bisa ikut aturan.

Di balik kisah dari para guru itu, fenomena ”pelajar kosong” sebenarnya tidak hanya terjadi di Indonesia. Di Inggris pernah viral, siswa tidak bisa membaca jam analog karena terbiasa membaca jam dari smartphone.

Sedangkan di Amerika Serikat banyak mahasiswa yang tak bisa menyebutkan satu negara saat ditunjukkan peta dunia.

Kalau sudah begitu, bukan hanya guru yang punya tantangan berat. Siswa juga harus bisa keluar dari ”badai” teknologi dan informasi yang melenakan.

Apalagi, tantangan mereka berikutnya ngeri-ngeri sedap, yakni artificial intelligence (AI), yang pelan-pelan menggantikan berbagai lini pekerjaan manusia.

Di tengah tantangan itu, kita belajar dari Pak Ribut tentang bagaimana sosok guru menjadi ”kompas” yang membantu siswa menavigasi dunia yang makin kompleks.

Dari Pak Ribut, kita belajar fakta sapi makan martabak!

Generasi penerus bangsa memiliki pandangan unik terhadap dunia meski terkadang tidak sesuai dengan teori yang diajarkan.

Dengan bumbu humor dan banyak cinta, Pak Ribut menjadikan proses belajar lebih menarik dan bermakna.

Siapa tahu, mungkin suatu saat nanti ada siswa yang bertanya begini: ”Pak, sapi yang makan martabak itu ada di mana, ya?”

 

Jangan marah! Jawabannya tidak ada di buku, tetapi katakan saja: ”Lumajang!” (Dave Yoshua-Salman Muhiddin)

Kategori :