HARIAN DISWAY - Musim hujan telah tiba, dan sejumlah kawasan di Surabaya mulai terdampak banjir.
Salah satu masalah tahunan yang terus berulang adalah banjir rob di kawasan pesisir.
Itu akibat ketinggian daratan Surabaya yang hampir setara dengan permukaan laut.
Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya Aning Rahmawati menyatakan bahwa pihaknya telah menawarkan solusi konkret: pembangunan tanggul laut.
BACA JUGA:Surabaya Utara Dilanda Banjir Rob Imbas Tanggul Jebol, 60 Rumah Warga Terdampak
Politikus PKS tersebut mengusulkan agar rencana tersebut dikaji secara serius dengan melibatkan berbagai pihak terkait, seperti Jasa Tirta, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, serta para pakar.
"Pembangunan tanggul ini kan mahal biayanya,” jelas Aning.
Apalagi, katanya, tanggul juga berfungsi jalan. Bisa dibuat lebih estetik dengan menggunakan mangrove.
Namun, harus dikaji lebih mendalam lagi. Apakah dibangun tanggul secara keseluruhan atau menggunakan mangrove.
BACA JUGA:Siap-Siap! Surabaya Rentan Banjir di Musim Hujan, Begini Antisipasi Pemkot
Karena itulah, imbuh Aning, anggaran tanggul tersebut juga bisa menjadi kewenangan kota, provinsi atau pusat.
Mengingat, sekarang semuanya sudah kewenangan provinsi dan pusat. Sementara pemerintah kota hanya wilayah daratan saja. “Kalau nanggul kan otomatis di laut," ungkapnya.
Ada dua opsi pembangunan tanggul laut tersebut. Yakni pembangunan tanggul secara konvensional atau menggunakan tanaman mangrove sebagai tanggul laut secara alami untuk mencegah air laut masuk ke daratan.
BACA JUGA:Banjir dan Tanah Longsor Melanda Jawa Barat, Status Siaga Ditetapkan
Menurut Aning, secara teori itu akan menyelesaikan persoalan banjir rob di kawasan pesisir. Namun, ada sudut pandang yang lain dari pakar.