Bajulmati Sea Turtle Conservation (BSTC), Benteng Konservasi di Pesisir Selatan Jawa

Jumat 29-11-2024,16:07 WIB
Reporter : Doan Widhiandono
Editor : Doan Widhiandono

Lestarikan Penyu, Merawat Mangrove

Memang, fokus utama BSTC adalah pelestarian penyu. Tetapi, para mahasiswa itu juga diajarkan bahwa melestarikan penyu juga berarti melestarikan habitat dan ekosistemnya. Termasuk wilayah pantai beserta vegetasinya.

Karena itulah, siang itu mahasiswa-mahasiswa tersebut diajak untuk menanam mangrove.  ’’Hayo, siapa yang tahu bedanya bakau dan mangrove?’’ pancing Dwi.

Tak ada yang menjawab. Asyik menyimak pemaparan. ’’Gampangnya gini. Bakau adalah mangrove, tetapi tidak semua mangrove adalah bakau,’’ ucap Dwi. Anak-anak muda itu manggut-manggut.

Mereka lalu dipahamkan bahwa mangrove adalah vegetasi (pohon hingga semak) yang tumbuh di kawasan pesisir, terutama di kawasan air asin atau payau. Dan bakau (Rhizopora) adalah salah satu jenis mangrove tersebut.

Dwi lantas memaparkan bahwa ekosistem mangrove sangat penting bagi kawasan pesisir. Termasuk bagi penyu yang menjadi fokus konservasi BSTC. ’’Mangrove bisa menjaga wildlife habitat, penting bagi dunia perikanan, menyediakan air bersih, menyerap karbon, memproteksi kawasan pesisir, hingga wisata lingkungan (eco tourism, Red),’’ jelasnya.

BACA JUGA : Kolaborasi Lintas Sektor: Konservasi Bakau di Pesisir Romokalisari Surabaya

Dampak penanaman mangrove di Bajulmati dan pesisir selatan lainnya sangat jelas. ’’Sekarang itu, nelayan tidak perlu jauh ke laut kalau mencari ikan. Di pinggir pantai saja sudah dapat ikan buesar-buesar. Hutan mangrove juga jadi rumah-rumah kepiting. Kalian tadi lihat lubang-lubang di tanah? Itu rumah kepiting. Buesar-buesar, loh,’’ ucap Dwi sambil merentangkan tangannya.

Karena itu, para mahasiswa tersebut terlihat masih bersemangat saat bergegas dari Sekolah Alam tersebut. Mereka dibawa ke tempat penanaman mangrove, sekitar lima menit di utara gedung. Kali ini, mereka kembali dipandu oleh Iqbal Maghribi Jenned.

’’Yang kita tanam kali ini adalah mangrove jenis Rhizopora atau bakau. Kalau sudah besar, bentuknya seperti itu,’’ kata Iqbal sembari menunjuk hutan mangrove. Akar-akar kurus bakau sudah menyeruak dan menghunjam ke tanah. Seperti menjaga pasir dan tanah agar tak mudah tergerus abrasi.

Salah seorang mahasiswa itu adalah Zahrati Syakira Niani, dari Teknik Elektro Universitas Brawijaya, angkatan 2023. ’’Saya memang suka kegiatan yang bersifat volunteer. Sekalian mempraktikkan ilmu tentang konservasi,’’ ucapnya.

Iqbal memuji semangat para mahasiswa tersebut. ’’Ini kegiatan yang positif. Tidak ada salahnya dilakukan. Nanti, mereka pasti cerita ke teman-temannya. Artinya, kampanye kecintaan lingkungan ini terus tersebar,’’ kata mahasiswa Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya tersebut.

Merawat Pantai, Merawat Bumi

Di sela-sela rehat mengajar, sembari melihat kolam tukik yang akan dilepaskan, Dwi Tientus mengapresiasi upaya banyak pihak yang gigih menjaga hutan mangrove. ’’Saya juga kagum dengan Surabaya. Kota metropolitan seperti itu tapi punya hutan mangrove yang terjaga,’’ katanya.

Kebun Raya Mangrove Gunung Anyar, Surabaya, bahkan meraih penghargaan juara 3 dalam kategori Nature Based Tourism pada Surabaya Tourism Award 2024. Event tersebut diselenggarakan oleh Pemkot Surabaya, Universitas Ciputra, dan Harian Disway. Pada 18 Juni 2026, Harian Disway menulis bahwa Kebun Raya Mangrove itu memberikan pengalaman yang unik di tengah kota Surabaya yang padat.

Penanaman mangrove di kawasan timur Surabaya juga menjadi atensi Naomi Olivia, seorang artis cilik multitalenta. Pada 19 Oktober 2024, dia menggelar konser yang menggandeng Wisma Jerman di Surabaya. Penggalangan dana dalam konser itu dimanfaatkan untuk penanaman 1.000 batang mangrove di kawasan Wonorejo.

Kategori :