Dalam pilkada Jakarta kali ini, jumlah golput memecahkan rekor selama era reformasi. Hanya 53 persen pemilih yang menggunakan hak pilih. Selebihnya golput.
Kubu RK-Sus akan menggugatnya ke MK. Tapi, kemudian dibatalkan. Mungkin menghindari malu dua kali. Sudah kalah dua digit, keok di MK.
Golput justru menjadi salah satu indikasi bahwa masyarakat makin demokratis. Pada era Orde Baru partisipasi politik dalam pemilu sangat tinggi karena dimobilisasi dan diintimidasi.
Di Amerika Serikat dan Eropa angka golput juga tinggi. Angka golput paling rendah hanya bisa ditemukan di negara-negara otoriter atau negara komunis. Di Korea Utara tingkat partisipasi pemilu bisa 100 persen. Dan, angka golput bisa nol. (*)