SURABAYA, HARIAN DISWAY - Pj. Gubernur Jatim Adhy Karyono menghimbau warga Jatim untuk mewaspadai cuaca ekstrem yang berpotensi terus terjadi di Jatim selama akhir tahun.
Apalagi, momen ini bertepatan dengan masa libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Momen ini biasanya dimanfaatkan warga Jatim untuk berlibur bersama keluarga ke tempat-tempat wisata.
Adhy meminta masyarakat berhati-hati terhadpa potensi bencana hidrometeorologis seperti banjir, tanah longsor, maupun angin puting beliung.
“Sebelum melakukan liburan ke tempat wisata, lebih baik melihat ramalan cuaca BMKG. Sehingga bisa mengantisipasi kondisi yang kemungkinan akan hujan,” kata Adhy Karyono, saat ditemui di Gedung Negara Grahadi, Sabtu 14 Desember 2024.
BACA JUGA: BMKG Peringatkan Darurat La Nina, Waspadai Cuaca Ekstrem di Indonesia hingga April 2025.
Menurutnya, Jawa Timur saat ini terdampak bencana hidrometeorologi basah. Hal itu diakibatkan musim hujan yang terlambat dari Oktober menjadi Desember.
Bencana hidrometeorologi basah adalah bencana hidrometeorologi yang terjadi akibat adanya cuaca ekstrem, seperti curah hujan hujan yang sangat lebat melebihi normalnya.
“Otomatis intensitas hujan akan semakin tinggi. Dipadatkan mungkin di Desember 2024 hingga Januari, Februari 2025 sesuai dengan informasi dari BMKG kemarin,” terangnya.
Ia mengungkapkan, pemprov Jatim akan melakukan rapat koordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pusat. Di forum itu, mereka akan membahas mengenai potensi cuaca ekstrem di Jatim.
BACA JUGA: Surabaya Waspada! Cuaca Ekstrem Berlangsung hingga Januari 2025
“Kepala BMKG Pusat akan hadir untuk berdiskusi dengan kami mengenai kondisi cuaca di Jawa Timur. Kami akan membahas perkiraan-perkiraan cuaca dan langkah mitigasi yang perlu diambil untuk mengantisipasi bencana,” ungkap Adhy.
Diskusi dengan BMKG akan menyoroti pola cuaca akibat fenomena La Nina yang memicu intensitas hujan tinggi di sejumlah wilayah.
Beberapa daerah seperti Pasuruan, Mojokerto, Kota Mojokerto, dan Pacitan mulai merasakan dampaknya. Di sana, sudah terjadi banjir dan tanah longsor. Beberapa ruas jalan dan jembatan tertutup.
“Ini penting sekali. Karena curah hujan akan terus meningkat. Kami ingin memastikan seluruh pihak, baik pemerintah provinsi, kota, maupun kabupaten, siap menghadapi kemungkinan bencana yang lebih besar,” katanya.(Michael Fredy Yacob)