TAK disangka, Honda sedang menjajaki merger dengan Nissan, salah satu kompetitornya. Rencana ”perkawinan” itu muncul untuk menghadapi kompetisi yang sangat ketat di ranah mobil listrik. Terutama melawan Tesla dan produsen dari Tiongkok yang sedang gila-gilaan.
Menurut kantor berita Agence France-Presse, rencana itu sudah menyeruak sejak Maret. ’’Kami menjajaki kerja sama di berbagai bidang. Tetapi memang belum ada keputusan,’’ ucap juru bicara Honda yang dikutip AFP, Rabu, 18 Desember 2024. Media setempat menulis bahwa pengumuman merger tersebutakan digelar, paling cepat, Senin, 23 Desember 2024.
Yang dialami Honda dan Nissan—produsen otomotif kedua dan ketiga di Jepang setelah Toyota—juga terjadi di banyak negara. Semuanya kelimpungan menghadapi serbuan produk mobil Tiongkok yang berkualitas plus murah. Misalnya, BYD yang sangat laris.
PRESIDEN DAN CEO Honda Cars India Takuya Tsumura berpidato dalam peluncuran Honda Amase 2024 di New Delhi, 4 Desember 2024. Honda masih meluncurkan kendaraan bertenaga bahan bakar di negara-negara ketiga.-MONEY SHARMA-AFP-
Sejak 2023, Tiongkok bahkan sudah menyalip Jepang sebagai produser mobil terbesar di dunia. Tiongkok benar-benar merajai sektor mobil listrik sedangkan Jepang masih berkutat pada mobil berbahan bakar minyak dan hybrid.
Bulan lalu, Nissan memecat 9 ribu karyawannya. Selain itu, Nissan juga menurunkan target produksinya sebanyak 10 persen. Bahkan, CEO Nissan Makoto Uchida rela dipotong separo gajinya.
Menurut Nikkei, Honda dan Nissan akan bergabung dalam satu holding. Yang menarik, mereka juga melirik Mitsubishi Motors untuk join. Yang dikhawatirkan, penggabungan perusahaan itu bakal berujung pada pemecatan masal.
MAKOTO UCHIDA (tengah), Presiden dan CEO Nissan, seusai jumpa pers ketika mengumumkan rencana merger dengan Honda di Tokyo, 15 Maret 2024. Diperkirakan, pekan depan merger itu benar-benar diumumkan kepada publik.-PHILIP FONG-AFP-
’’Dari perspektif Nissan, merger itu semacam angin segar jangka pendek. Sebab, perusahaan tersebut masih tertekan hebat secara finansial,’’ ucap Tatsuo Yoshida, analis khusus Bloomberg, yang diwawancarai AFP.
’’Dari sisi Honda, keuntungannya bisa bersifat jangka panjang. Sebab, secara finansial, Honda lebih sehat. Ini yang membuat perjanjian merger bakal alot,’’ kata Yoshida.
Kita tunggu saja… (*)