JAKARTA, HARIAN DISWAY - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperluas cakupan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) hingga ke wilayah Jawa Timur.
Operasi ini telah dimulai sejak dua hari lalu, tepatnya pada Rabu, 18 Desember 2024. OMC di Jawa Timur dipusatkan di posko Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur.
Kapusdatinkom BNPB Abdul Muhari mengungkapkan, sebelumnya, OMC telah dilaksanakan di Jawa Tengah dan Jawa Barat, kini perluasan cakupan wilayah ini merupakan sebagai langkah bentuk mitigasi dan dukungan dalam mensukseskan momentum libur natal 2024 dan tahun baru (Nataru) 2024/2025.
Pesawat CESSNA yang berpangkalan di Bandara Juanda Surabaya melakukan penyemaian bibit garam NaACi untuk mengurangi debit air hujan yang turun-BNPB-
OMC di Jawa Timur menggunakan pesawat Cessna dengan nomor registrasi PK-SNN yang lepas landas dari Bandara Juanda Surabaya dengan menabur 4 ton bahan semai dengan durasi terbang 9 jam 25 menit.
Dengan demikian, OMC yang dilaksanakan BNPB dari tanggal 11 Desember hingga 19 Desember 2024 sudah berhasil menebar total bahan semai Natrium Chlorida (NaCL) sebanyak 82 ton di Pulau Jawa dengan rincian di Jawa Barat 46 ton, Jawa Tengah 32 ton dan Jawa Timur 4 ton.
"Operasi ini menargetkan awan potensial seperti pertumbuhan awan Cumulus Congestus yang dapat berpotensi hujan," jelas Muhari.
Pria yang akrab disapa Aam ini menjelaskan, potensi curah hujan terpusat di wilayah selatan laut Provinsi Jawa Barat yang sebelumnya diprediksi intensitasnya sedang hingga lebat. Setelah dilakukan OMC potensi hujan menjadi ringan hingga sedang di wilayah daratan 5-20 mm.
BACA JUGA:BNPB dan BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca Antisipasi Bencana Hidrometeorologi Basah Di Jawa Barat
"Operasi ini tidak dapat menghentikan hujan namun dalam hal ini pemerintah berupaya untuk mengurangi intensitas cuaca maupun mengurangi jumlah debit hujan yang turun," jelasnya.
Dengan adanya OMC ini, kata Aam, bukan berarti masyarakat tidak perlu lagi melakukan mitigasi dan antisipasi. Sebab, faktor terjadinya bencana tidak hanya dari cuaca saja, namun berbagai hal mulai dari bagaimana kondisi hulu hingga tata kekola dibagian hilirnya. "Masyarakat dan pemerintah daerah diharapkan turut melakukan upaya mitigasi dan kesiapsiagaan serta hal lain yang dianggap perlu dalam upaya meminimalisir dampak risiko bencana," jelas Aam.(*)