Megaproyek Ambisius Era Risma-Eri: Ada yang Tak Berlanjut, Ada yang Dialihfungsikan

Jumat 03-01-2025,15:00 WIB
Reporter : Ghinan Salman
Editor : Noor Arief Prasetyo

Surabaya di era kepemimpinan mantan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memiliki beberapa proyek ambisius. Misalnya, sarana olahraga lapangan tembak dan angkutan massal cepat (AMC) berupa trem. Bagaimana nasibnya kini?

HINGGA Tri Rismaharini lengser, sejumlah proyek tidak berlanjut. Pun oleh penerusnya: Eri Cahyadi. Megaproyek yang digagas Risma itu tak diteruskan. Tetapi, beberapa dialihfungsikan.

Ya, pada 2018, misalnya, Risma membangun sarana olahraga berupa Lapangan Tembak. Proyek itu dibangun di pesisir pantai. Tepatnya di kawasan Tambak Wedi, Surabaya. 

Namun, proyek itu tak berlanjut. Di era kepemimpinan Eri Cahyadi, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melakukan penyesuaian fungsi Lapangan Tembak.

BACA JUGA:Eri Cahyadi Lanjutkan Era Risma

BACA JUGA:Pemkot Surabaya Bangun Drainase Baru Antisipasi Banjir Gunung Anyar Terulang

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Surabaya Irvan Wahyudrajad menjelaskan, awalnya perencanaan pembangunan Lapangan Tembak dilakukan secara bertahap sesuai dengan ketersediaan anggaran.

Tetapi, belajar dari pengalaman saat menghadapi pandemi Covid-19, saat itu semua rumah sakit penuh. Sehingga Lapangan Tembak difungsikan sebagai rumah sakit darurat untuk penanganan Covid-19. 

"Dari pengalaman tersebut, Pemkot memandang bahwa fungsi rumah sakit lebih bermanfaat bagi kepentingan masyarakat di wilayah Surabaya Utara, khususnya untuk pelayanan kesehatan,” ungkap Irvan.

Sehingga, proyek Lapangan Tembak itu kini akan dialihfungsikan menjadi Rumah Sakit Surabaya Utara. Pembangunannya diproyeksikan dilakukan pada 2025 atau 2026.

Selain proyek lapangan tembak, Pemkot Surabaya juga pernah merencanakan pengembangan Rumah Sakit Bhakti Dharma Husada (BDH). 


RSUD Bhakti Dharma Husada di Jalan Kendung, Sememi, Surabaya Kamis 2 Januari 2025.-Moch Sahirol Layeli-

Pada tahun anggaran 2022/2023, pemkot telah membebaskan lahan untuk pengembangan RS BDH. Salah satu fasilitas yang sedang dikaji untuk pengembangan RS BDH adalah fasilitas kedokteran atau pengobatan nuklir.

Namun, fasilitas kedokteran pengobatan nuklir itu tak berlanjut. Untuk merealisasikan proyek tersebut, menurut Irvan, perlu ada perencanaan yang teliti dan matang, baik untuk gedung maupun peralatannya.

"Kami juga memerlukan kajian rekomendasi dari instansi yang berwenang, seperti Batan (Badan Tenaga Nuklir Nasional, Red), untuk memastikan bahwa tidak ada kebocoran radiasi dan tingkat radiasinya aman untuk kesehatan,” jelas Irvan.

Kategori :