Gencatan senjata yang mengakhiri Perang Enam Hari antara Israel dan negara-negara Arab (Mesir, Yordania, dan Suriah) justru menjadi awal dari konflik baru.
Perang itu membuat Israel menguasai wilayah strategis seperti Tepi Barat, Gaza, dan Dataran Tinggi Golan. Ketegangan akibat perang ini terus berlangsung hingga saat ini.
BACA JUGA:Gencatan Senjata di Gaza setelah 46.000 Rakyat Palestina Tewas, Apa yang Terjadi Selanjutnya?
6. Perang Vietnam (1973): Paris Peace Accords
Pada Januari 1973, Amerika Serikat dan Vietnam Utara menandatangani Perjanjian Perdamaian Paris yang mencakup gencatan senjata. Namun, perjanjian ini gagal menghentikan kekerasan di Vietnam Selatan, dan konflik berlanjut hingga jatuhnya Saigon pada 1975.
7. Gencatan Senjata Gaza (2025): Harapan Baru
Dalam konflik modern, gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza pada 2025 menjadi perhatian dunia. Kesepakatan tersebut mencakup pertukaran tahanan dan penghentian serangan, dengan harapan membuka jalan menuju perdamaian yang lebih permanen. Melibatkan mediator seperti Qatar, Amerika Serikat, dan Mesir.
BACA JUGA:Doa Natal dari Bethlehem dan Gaza, Harapan di Tengah Perang
Fakta Menarik tentang Gencatan Senjata:
- Durasi yang Bervariasi: Gencatan senjata bisa berlangsung singkat, seperti beberapa jam, atau bertahan selama bertahun-tahun, seperti di Perang Korea.
- Sering Dilanggar: Dalam banyak kasus, pihak-pihak yang terlibat melanggar kesepakatan, seperti yang terjadi di Perang Vietnam dan Perang Arab-Israel.
- Dimediasi oleh Pihak Ketiga: Mediator sering kali memainkan peran penting, seperti PBB, Amerika Serikat, atau negara lain yang dipercaya kedua belah pihak.
- Simbolisme Waktu: Beberapa gencatan senjata dilakukan pada waktu tertentu untuk menambah makna, seperti Gencatan Senjata Natal atau Armistice Day.
BACA JUGA:Presiden Prabowo Apresiasi UEA Ajak Indonesia dalam Misi Kemanusiaan ke Gaza
Gencatan senjata menjadi momen penting dalam sejarah, tidak hanya sebagai penghentian konflik tetapi juga sebagai pengingat bahwa perdamaian selalu mungkin dicapai, meskipun hanya sesaat.
Apakah momen-momen ini cukup untuk membuka jalan menuju perdamaian abadi? Hanya waktu yang bisa menjawab. (*)