HARIAN DISWAY - Pameran Nyala: 200 Tahun Perang Jawa di Perpustakaan Nasional, Jakarta, yang dimulai sejak pada Senin, 21 Juli di Galeri Nasional Indonesia menandai pentingnya peristiwa Perang Jawa yang dipimpin oleh Pangeran Diponegoro.
Peristiwa itu menurut Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon, yang membuka pameran, sebagai tanda tentang perjuangan mempertahankan jati diri bangsa. Kali ini Fadli mewakili Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
Ia menegaskan maksud pameran dalam sebuah Pidato Kebudayaan berjudul Menemukan Jati Diri Bangsa Melalui Refleksi Kejuangan Pangeran Diponegoro. "Perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia tidak dibangun dalam sebuah kenyamanan," katanya mengawali.
BACA JUGA: Pameran Manufacturing Surabaya 2025, Menggerakkan Rantai Pasok dan Daya Saing Industri Lokal
"Tetapi dalam perlawanan menentang penjajahan dan kolonialisme. Ia tumbuh dari sebuah semangat rela berkorban, cinta tanah air, keberanian, dan prinsip yang tak bisa dibeli atau ditundukkan, sebagaimana jati diri Pangeran Diponegoro," ujarnya.
Pidato Fadli Zon dalam Pameran NYALA: 200 Tahun Perang Diponegoro. Fadli menjelaskan bahwa semangat perjuangan Pangeran Diponegoro menembus zaman dan menginspirasi lintas generasi hingga kini. -Kemenbud-
Tampak hadir dalam pembukaan, Anggota Komisi X DPR RI Bonnie Triyana; Staf Ahli Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indra Gunawan; dan Sekretaris Utama Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Ernadhi.
Ada Kepada Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikdasmen Hafidz Muksin; Deputi Bidang Koordinasi Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa Kemenko PMK Warsito; dan Direktur Jenderal Pemeriksaan Keuangan Negara III BPK Dede Soekarjo.
BACA JUGA: Sal Priadi Merasa Tertampar saat Mengunjungi Pameran Seni ARTJOG 2025
Tampak pula Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Kementerian Agama I Nengah Duija; Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Periode 1993-1998 Wardiman Djojonegoro; serta para Duta Besar negara sahabat, para tokoh literasi, peneliti manuskrip, dan pustakawan.
Disaksikan para undangan, Fadli menjalankan prosesi pembukaan dengan pemotongan pita sebagai simbol pembukaan pameran 200 Tahun Perang Jawa sekaligus rangkaian kegiatan yang berlangsung selama sebulan ke depan.
Ia menegaskan bahwa semangat perjuangan Pangeran Diponegoro menembus zaman dan menginspirasi lintas generasi hingga kini. Keberanian dan keteguhannya dalam melawan penindasan kolonial menjadi inspirasi abadi bagi generasi-generasi berikutnya.
BACA JUGA: Pameran Otomotif Mandiri Auto Fest 2025 Digelar di Tunjungan Plaza 3 Surabaya
"Dalam pengorbanannya, kita menemukan makna tentang harga diri, prinsip, dan tekad yang tak tergoyahkan," katanya. Karena itu Fadli tak lupa mengajak generasi muda Indonesia untuk terus memperdalam literasi sejarah.
Sejarah bukan sebatas catatan peristiwa namun sebuah cermin jati diri, penunjuk arah, dan fondasi moral dalam menghadapi tantangan zaman, khususnya di tengah arus globalisasi yang semakin pesat.
"Mari kita jadikan warisan sejarah ini sebagai sumber kekuatan untuk membangun masa depan Indonesia yang lebih adil, beradab, dan berkarakter dengan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa dan merawat kebudayaan sebagai ruh kebangsaan," tegasnya.