Yakni wadah showcase untuk sekolah, universitas, dan desainer muda yang tengah berkembang. Community+ adalah platform networking dan matchmaking lintas lini industri living, mempertemukan buyer, exhibitor, desainer, hingga akademisi.
Sementara Homeliving Festival by JKTGo adalah zona baru hasil kolaborasi dengan JKTGo, menampilkan homeware, dekorasi, serta produk kreatif lokal yang bisa langsung dimiliki pengunjung. Kolaborasi dengan JKTGo menjadi salah satu pembeda utama IFFINA+ 2025.
Melalui Homeliving Festival, pengunjung dapat menemukan berbagai produk rumah tangga, dekorasi, hingga aksesori kreatif dari brand-brand lokal terkurasi yang populer di kalangan urban lifestyle.
Kehadiran JKTGo tidak hanya memperluas audiens pameran ke segmen masyarakat umum, tetapi juga memberikan pengalaman berbelanja yang lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Sebagai asosiasi yang mayoritas anggotanya adalah UKM padat karya, Asmindo bertekad mendorong peningkatan penguasaan pasar, baik ekspor maupun domestik. Kehadiran IFFINA+ 2025 memiliki arti yang sangat strategis.
"Artinya bahwa IFFINA+ bukan saja sekadar ajang pameran, tetapi sebagai motor penggerak ekosistem industri furnitur dan kerajinan nasional. IFFINA+ 2025 juga menegaskan komitmennya terhadap keberlanjutan," ujar Dedy.
BACA JUGA: Ketika Kejelekan Menjadi Keindahan: Menggali Makna dalam Pameran Pretty Ugly
Melalui program dan kurasi khusus, ajang ini mempromosikan praktik berkelanjutan dan inovasi untuk memastikan ketahanan serta relevansi industri furnitur Indonesia di lanskap global yang terus berkembang.
Ditambahkan oleh Project Director IFFINA+ 2025 Etty Anggraeni, bahwa pameran ini telah sukses dengan rekam jejak 12 ribu pengunjung dari 41 negara pada edisi sebelumnya.
Mengangkat Story of Origin dengan praktik berkelanjutan dan inovasi untuk memperkuat industri furnitur Indonesia di pasar global, pameran furnitur, desain interior, dan kriya berpengaruh di Indonesia itu dapat dinikmati sejak 17 September 2025. -Istimewa-
IFFINA+ 2025 diharapkan mencatat capaian lebih besar. Penyelenggara menargetkan jangkauan audiens lebih luas, mulai dari profesional industri, retailer dan wholesaler furnitur, pemerintah, hingga mahasiswa dan pemilik rumah.
BACA JUGA: ARTSUBS 2025 di Surabaya, Pameran Seni Kontemporer dan Ruang Refleksi Dunia Pasca Industri
Jadi IFFINA+ bukan sekadar pameran furnitur atau kriya, melainkan wadah di mana budaya, kreativitas, dan industri bersatu. "Tahun 2025 ini kami ingin menghadirkan pengalaman yang lebih dekat dengan publik, lebih kolaboratif, sekaligus mengukuhkan jejak Indonesia dalam lanskap desain global,” ujarnya
IFFINA+ 2025 terbuka untuk publik dan gratis untuk dikunjungi. Selain berjejaring, pengunjung juga dapat menikmati demo kerajinan, diskusi inspiratif, mencicipi kuliner khas di F&B Market, hingga membawa pulang karya homeliving pilihan dari desainer muda Indonesia.
"Yuk jangan lewatkan kesempatan sekali setahun ini untuk melihat bagaimana kreativitas Indonesia menyapa dunia, langsung dari jantung industri furnitur dan desain nasional," tegas Etty. (*)