SURABAYA, HARIAN DISWAY - Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya bakal melakukan peningkatan kompetensi guru di tahun 2025. Salah satunya dengan memberikan pelatihan pembelajaran anti kekerasan hingga pelatihan Artificial Intelligence (AI) dan coding.
Rencana ini, diungkapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan (Kadispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh ketika paparan visi-misi inovasi pembangunan di ruang Sidang Wali Kota, Balai Kota Surabaya, Sabtu, 8 Maret 2025.
Yusuf mengatakan, pelatihan pembelajaran anti kekerasan ini akan dilakukan secara bertahap ke depannya. Menurutnya, pelatihan ini adalah bagian dari strategi Dispendik Surabaya untuk mencegah adanya aksi kekerasan hingga bullying di lingkungan sekolah.
Dengan adanya pelatihan tersebut, guru dinilai akan mengetahui batas-batasan bentuk kekerasan verbal maupun secara fisik.
”Jadi nanti ada strategi bagaimana caranya agar tidak sampai terjadi kekerasan terhadap anak-anak. Nah, batasan-batasan itu nantinya juga harus disampaikan (oleh guru) kepada anak-anak,” kata Yusuf.
BACA JUGA:Eri Cahyadi Larang SD-SMP Tarik Uang ke Siswa untuk Gelar Study Tour dan Wisuda
Selain pelatihan anti kekerasan, Dispendik Surabaya juga akan menerapkan pembelajaran kebangsaan di sekolah. Tujuannya, yaitu untuk membentuk karakter anak menjadi lebih mandiri dan disiplin.
”Sekolah kebangsaan nanti mudah-mudahan muatan lokalnya segera kita rumuskan soalnya sangat penting ya, bagaimana membentuk karakter anak-anak ini mempunyai jiwa-jiwa yang mandiri, loyal, dan nasionalisnya. Kalau anak itu karakternya bagus, ya, InsyaAllah yang lain-lainnya akan mengikuti,” terangnya.
Adapun pelatihan pembelajaran AI dan Coding untuk guru sudah berjalan. Bahkan, pembelajaran tersebut sudah sampai ke tenaga pendidik PAUD.
”Jadi pembelajaran ini sudah mulai kita kenalkan mulai PAUD, nah itu sudah kita siapkan simulasinya. Misalnya menggunakan cara enumerasi atau simulasi, kalau dahulu coding itu kan identik dengan programer untuk saat ini nggak bisa, karena kita bekerja perlu pengcodingan pengelompokan, misal dalam mengerjakan soal,” jelasnya.
Rencananya, pelatihan pembelajaran anti kekerasan dan pelatihan pembelajaran AI dan Coding, serta penerapan sekolah kebangsaan, akan melibatkan akademisi.
BACA JUGA:Eri Cahyadi Minta Guru Lebih Memperhatikan Siswa Nakal: Jangan Cuma Main HP di Kelas
BACA JUGA:7 Kepala PD Adu Gagasan di Lelang Jabatan, Eri Cahyadi: Tak Penuhi Janji, Siap-Siap Mundur!
”Kalau rumusan-rumusannya nanti semua akan melibatkan akademisi, biar nanti gambaran kami bisa menyesuaikan kebutuhan guru,” tutur Yusuf. (*)