20. Nuuk, Greenland – 16 jam 31 menit
Pada hari pertama Ramadan, durasi puasa terpendek akan terjadi di Paris, Prancis dengan waktu sekitar 12 jam 12 menit. Sebaliknya, umat Muslim di Christchurch, Selandia Baru akan menjalani puasa terpanjang, yaitu sekitar 14 jam 44 menit.
Dari data di atas, terlihat bahwa perbedaan durasi puasa antara hari pertama dan hari terakhir cukup signifikan.
Sebagai contoh, di Nuuk, Greenland, durasi puasa meningkat dari 12 jam 56 menit pada hari pertama menjadi 16 jam 31 menit pada hari terakhir.
Sementara itu, di Paris, durasi puasa bertambah hampir 2 jam, dari 12 jam 12 menit menjadi 13 jam 55 menit.
Mengapa Durasi Puasa Berbeda di Setiap Negara?
Perbedaan durasi puasa di setiap negara dipengaruhi oleh tiga faktor utama:
Kalender Hijriah
Ramadan mengikuti kalender Hijriah yang didasarkan pada siklus bulan, yang memiliki 354–355 hari. Karena kalender Hijriah lebih pendek daripada kalender matahari, Ramadan bergeser sekitar 10–11 hari setiap tahun.
Akibatnya, Ramadan bisa terjadi di musim apa pun, yang memengaruhi panjang siang dan malam.
Waktu Matahari Terbit dan Terbenam
Durasi puasa dipengaruhi oleh waktu antara terbit dan terbenamnya matahari. Karena kemiringan bumi terhadap matahari terus berubah, waktu siang hari bisa bertambah atau berkurang, terutama di daerah dengan perbedaan musim yang ekstrem.
Lokasi Geografis
Negara-negara yang terletak di garis khatulistiwa memiliki durasi siang dan malam yang relatif stabil sepanjang tahun.
Sebaliknya, negara-negara yang dekat dengan kutub, seperti Greenland dan Islandia, mengalami perbedaan waktu siang dan malam yang ekstrem, terutama saat musim panas atau musim dingin.
Bagaimana Umat Muslim di Daerah Kutub Menyikapi Perbedaan Durasi Puasa?
Di wilayah yang mengalami waktu siang dan malam yang ekstrem, umat Muslim diperbolehkan mengikuti jadwal puasa berdasarkan waktu di Mekkah atau mengikuti waktu dari kota Muslim terdekat. Pada Ramadan 2025, waktu puasa di Mekkah diperkirakan berlangsung sekitar 13 jam 35 menit.
Karena perbedaan posisi bumi terhadap matahari, durasi puasa akan terus berubah setiap tahunnya.
Misalnya, pada 2013, Ramadan terjadi di puncak musim panas di belahan bumi utara, sehingga umat Muslim di Norwegia hanya mengalami waktu malam selama sekitar tiga jam, yang berarti mereka harus berpuasa hingga lebih dari 20 jam.
Meski durasi puasa di berbagai negara berbeda, semangat menjalankan ibadah Ramadan tetap sama di seluruh dunia. Ramadan menjadi momen bagi umat Muslim untuk memperkuat keimanan, memperbanyak ibadah, dan mempererat tali silaturahmi dengan sesama. (*)