Media sosial tidak hanya menyediakan ruang untuk berbagi, tetapi juga menciptakan ekosistem yang mendorong pengguna untuk terus memproduksi konten visual. Industri kuliner pun menyesuaikan diri—banyak restoran kini merancang sajian mereka agar “Instagrammable”.
Dampak Positif dan Negatif
Memotret makanan merupakan cara menghargai detail makanan tapi juga mengganggu interaksi jika berlebihan-Aflo Images-Aflo
Kebiasaan memotret makanan sebelum makan membawa berbagai dampak terhadap pengalaman makan dan dinamika sosial. Di satu sisi, tindakan ini dapat menciptakan jeda sejenak sebelum konsumsi yang memungkinkan seseorang lebih menghargai tampilan dan detail makanan.
BACA JUGA: Distraksi Digital (1): Gangguan yang Kian Mengkhawatirkan
Penundaan ini sering kali memperkuat antisipasi dan membuat proses makan terasa lebih bermakna. Selain itu, foto makanan juga berfungsi sebagai dokumentasi momen spesial dan sarana berbagi pengalaman dengan orang lain secara daring.
Namun, kebiasaan ini juga memiliki sisi lain. Terlalu fokus pada pengambilan gambar dapat mengalihkan perhatian dari makanan itu sendiri, serta mengurangi kualitas interaksi dengan orang-orang di sekitar. Saat waktu makan dihabiskan untuk menyusun komposisi foto atau memilih filter terbaik, momen kebersamaan berisiko terganggu.
Lebih dari Sekadar Foto, fenomena camera eats first tidak hanya soal memotret makanan. Ia adalah refleksi dari gaya hidup digital yang menggabungkan ekspresi pribadi, interaksi sosial, dan estetika visual.
BACA JUGA: Detox Digital: Kembalikan Fokus, Keseimbangan Hidup dan Tingkatkan Kesehatan
Meski menawarkan banyak hal positif, penting untuk tetap menjaga keseimbangan agar pengalaman makan tidak kehilangan makna sejatinya—yaitu menikmati makanan, bukan hanya mendokumentasikannya. (*)
*) Mahasiswa magang dari Prodi Sastra Inggris, Universitas Negeri Surabaya