Distraksi Digital (1): Gangguan yang Kian Mengkhawatirkan

Distraksi Digital (1): Gangguan yang Kian Mengkhawatirkan

ILUSTRASI Distraksi Digital (1): Gangguan yang Kian Mengkhawatirkan.-Arya-Harian Disway-

DI sebuah rumah kecil, seorang ibu tergopoh-gopoh menyiapkan makan sepulang dari pabrik tempatnya menjadi buruh. Sementara itu, sang ayah, seorang guru honorer, sedang menyiapkan motornya untuk menjalani pekerjaan sampingan sebagai mitra pengemudi daring

Kesibukan pasangan orang tua itu telah merampas kesempatan untuk menemani putri sulungnya yang sedang tenggelam oleh video TikTok di gawai sang ayah. Sementara itu, putranya yang kedua larut dalam video pendek YouTube-shorts di gawai sang ibu. 

Kedua anak memanfaatkan kesibukan orang tuanya untuk bisa menggunakan gawai keduanya. Penatnya tuntutan ekonomi dan dominasi digital merenggut momen kebersamaan keluarga yang berharga dan mustahil diulang.

BACA JUGA:Transformasi Digital Banking, Kemudahan Layanan Perbankan: Cepat, Efektif, dan Efisien

BACA JUGA:Ekonomi Digital dan Transformasi Perdagangan Internasional di Era Pascapandemi

Bagi keluarga yang berjuang menghadapi tekanan ekonomi dan finansial tersebut, gawai adalah jalan pintas yang tak terhindarkan. Orang tua yang pontang-panting membagi waktu antara pekerjaan dan tanggung jawab rumah tangga merasa terbantu dengan gawai pada anak-anak. 

Mereka menganggapnya sebagai solusi efektif yang menenangkan atau menghibur di tengah hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari. 

Namun, alat digital yang awalnya tampak tidak berbahaya itu segera tumbuh menjadi kekuatan besar yang membentuk cara anak-anak berinteraksi dengan dunia. Hari-hari ketika anak-anak bermain di jalan atau di lapangan, menciptakan permainan kreatif dari batu dan ranting pohon, perlahan punah. 

BACA JUGA:Generasi Muda dan Tantangan Demokrasi Digital di Indonesia

BACA JUGA:Literasi Digital, Solusi Cerdas untuk Menghadapi Hoaks dan Disinformasi

Tergantikan oleh hari-hari baru –masa kanak-kanak yang berpusat pada ”layar”, ketika rasa penasaran mereka yang tak terbatas diam-diam dipuaskan dengan gulir (scroll) tiada akhir dan kilasan video dan gambar yang memukau.

RENTANG PERHATIAN YANG PENDEK

Memendeknya rentang perhatian menjadi salah satu dampak utama dari pergeseran itu. Meskipun dengan catatan, data dari Statistic Brain menunjukkan bahwa pada tahun 2000, rata-rata manusia mampu fokus selama 12 detik. 

Namun, pada 2015, angka itu menurun menjadi 8 detik. Tugas yang kompleks sering kali membutuhkan konsentrasi mendalam selama 25 menit atau lebih, tetapi rentang perhatian yang makin pendek membuat individu mudah terdistraksi sebelum menyelesaikan tugas tersebut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: