Generasi Muda dan Tantangan Demokrasi Digital di Indonesia
ILUSTRASI gerakan #PeringatanDarurat yang dilatarbelakangi isu kerusakan konstitusi.-istimewa-
SETIAP sebelas detik, berita palsu menyebar melalui media sosial di Indonesia. Di era digital ini, generasi muda berada di garis depan perjuangan melawan ancaman disinformasi. Perkembangan teknologi yang pesat, peran generasi muda dalam menjaga keberlangsungan demokrasi makin krusial.
Berdasarkan laporan Tim AIS Kementerian Kominfo, jumlah konten hoaks, disinformasi, dan misinformasi pada periode Januari hingga Mei 2023 menunjukkan peningkatan bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Hoaks terkait pemerintahan, seperti penyalahgunaan nama pejabat publik dan kasus penipuan, menjadi yang paling dominan. Sementara itu, hoaks kesehatan dan politik, khususnya seputar pemilu, masih terus beredar.
BACA JUGA:5 Rekomendasi Model Pintu untuk Generasi Muda
Arus dunia digital telah membawa perubahan besar pada sudut pandang serta cara masyarakat berinteraksi, memperoleh informasi, dan terlibat dalam proses politik. Internet, media sosial, dan berbagai platform digital lainnya membuka peluang baru bagi partisipasi politik yang lebih luas, khususnya bagi generasi muda.
Namun, selain memberikan ruang untuk berperan aktif, era digital juga membawa tantangan serius yang mengancam nilai-nilai demokrasi. Dengan demikian, generasi muda memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga demokrasi agar tetap sehat di era digital ini.
Menurut data Sekretaris Jenderal Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Henri Kasyfi Soemartono, dari situs Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), data yang disampaikan bahwa penggunaan internet naik dari 64,8 persen tahun 2018 menjadi 73,7 persen pada 2019.
BACA JUGA:Peringatan Hari Sumpah Pemuda 2024, Menkomdigi Ajak Generasi Muda Bangun Sektor Digital
BACA JUGA:Ning Surabaya 2024 Joana Adrey Sohilait Dorong Generasi Muda Aktif Berkontribusi untuk Surabaya
Hal itu juga menunjukkan bahwa penyebaran informasi paling banyak terjadi di internet melalui platform media sosial dan para generasi muda memiliki peran untuk mencegah disinformasi di Indonesia.
PELUANG DAN TANTANGAN ERA DIGITAL BAGI DEMOKRASI
Teknologi digital memberikan akses yang jauh lebih mudah untuk mengikuti perkembangan politik dan sosial. Generasi muda kini dapat lebih terlibat dalam diskusi, kampanye, dan gerakan sosial tanpa batasan fisik.
Platform seperti Twitter, Instagram, dan TikTok memungkinkan penyebaran ide, pemikiran kritis, dan protes sosial dalam skala besar dengan cepat. Peran itu terbukti penting dalam berbagai aksi massa global maupun lokal, seperti gerakan #BlackLivesMatter dan #PeringatanDarurat yang dilatarbelakangi isu hak asasi manusia dan kerusakan konstitusi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: