Ekonomi Digital dan Transformasi Perdagangan Internasional di Era Pascapandemi
ILUSTRASI Ekonomi Digital dan Transformasi Perdagangan Internasional di Era Pascapandemi.-Azzahra Adjektiva Salas untuk Harian Disway-
PANDEMI Covid-19 telah menjadi katalisator perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk di bidang ekonomi dan perdagangan internasional. Salah satu dampak paling mencolok yang muncul adalah percepatan adopsi ekonomi digital.
Sebelum pandemi, banyak negara telah mulai merencanakan transformasi digital sebagai bagian dari agenda pembangunan ekonomi. Namun, pandemi mempercepat proses itu.
Pembatasan sosial dan lockdown yang diterapkan di berbagai negara mendorong masyarakat dan bisnis untuk beralih ke platform digital guna mempertahankan operasional mereka.
BACA JUGA:Implementasi QRIS dan Inklusi Sistem Ekonomi Digital
BACA JUGA:Sarasehan Nasional untuk Picu Ekonomi Digital Masyarakat Desa
Peningkatan signifikan itu tidak hanya memengaruhi perekonomian domestik, tetapi juga mengubah pola perdagangan internasional, terutama dalam konteks transisi menuju era pascapandemi yang lebih bergantung pada digitalisasi (Kementerian Keuangan, 2023).
Transformasi digital yang terjadi selama pandemi membawa dampak besar pada sektor perdagangan internasional.
Perdagangan global secara umum dahulu bergantung kepada interaksi fisik secara manual. Namun, saat hampir seluruh dunia memberlakukan pembatasan, teknologi digital dipakai berbagai perusahaan dan negara untuk melaksanakan transaksi dan kegiatan perdagangan internasional.
BACA JUGA:Arah Pengembangan Ekonomi Digital Indonesia
BACA JUGA:Penguatan Kerja Sama Riset dan Ekonomi Digital Indonesia-Singapura melalui Jejaring NTU Singapura
Nilai ekonomi digital Indonesia mencapai 77 miliar dolar AS pada 2022 dan diproyeksikan akan mencapai 130 miliar dolar AS pada 2025 (Kementerian Keuangan, 2023).
Hal tersebut menunjukkan besarnya potensi ekonomi digital dalam mengubah paradigma perdagangan global, membuka akses yang lebih luas kepada berbagai pelaku ekonomi, dan memberikan kesempatan bagi pelaku usaha untuk berkembang tanpa batasan jarak geografis.
Namun, di balik keuntungan yang dibawa oleh ekonomi digital, tantangan besar juga mengintai. Salah satu tantangan besar tersebut adalah masih banyaknya negara, termasuk Indonesia, yang belum memiliki literasi digital yang memadai.
BACA JUGA:Semana Santa, Prosesi Berumur 500 Tahun di Larantuka, NTT, yang Hidup Lagi Pascapandemi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: