Nestlé Indonesia juga mendukung infrastruktur pengelolaan sampah dengan 10 MRF/TPS3R di Karawang melalui kolaborasi dengan KSM Sahabat Lingkungan dan pemerintah lokal. TPS3R ini mampu melayani hingga 6,000 rumah tangga di sekitar Karawang.
“Nestlé Indonesia terus mengupayakan untuk mencari solusi kemasan yang berkelanjutan. Kami percaya bahwa dengan pendekatan yang tepat, keberlanjutan dan keamanan produk bisa berjalan seiring. Untuk itu diperlukan dukungan dan kolaborasi dari semua pihak seperti private sector, pemerintah, dan masyarakat,” ujar Maruli.
BACA JUGA: Bahaya Mikroplastik di Balik Teh yang Anda Minum
Astri Wahyuni, selaku Direktur Public Affairs dan Sustainability AQUA, mengungkapkan bahwa meskipun ekosistem daur ulang di Indonesia terus berkembang, tantangan seperti kualitas sampah yang tercampur, harga RPET yang tinggi, dan kurangnya insentif bagi pelaku industri masih menjadi kendala.
Saat ini, 75% produk AQUA bersifat sirkular melalui penggunaan galon ulang, lebih dari 96% kemasannya dapat didaur ulang, dan seluruh produknya sudah mengandung hingga 25% bahan daur ulang.
AQUA juga berkontribusi melalui pembangunan infrastruktur daur ulang seperti bank sampah dan Recycling Business Unit (RBU). Sejak 2018, AQUA telah memperkenalkan kemasan 100% rPET lewat produk AQUA Life, dan berharap pemerintah dapat memberikan kebijakan yang mendukung solusi sistemik dan membuka peluang merata bagi seluruh pelaku daur ulang nasional.
BACA JUGA: Ecoton Ungkap 5 Teh Celup Ternama Mengandung Mikroplastik, Apa Risikonya bagi Kesehatan?
Melalui peluncuran studi ini, SWI berharap dapat memperkuat kerja sama lintas sektor dalam pengelolaan sampah plastik nasional yang terintegrasi, inklusif, serta berkelanjutan untuk masa depan yang lebih bersih dan bertanggung jawab. (*)
*) Mahasiswa magang dari Prodi Sastra Inggris, Universitas Negeri Surabaya